Bali... Bali... Bali.
Rasa-rasanya tidak ada habisnya tempat yang satu ini untuk dijelajahi. Selalu ada hal-hal menarik yang menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Baik itu destinasi baru, maupun destinasi yang sudah punya nama. Bali akan selalu menerima tempat istimewa di hati setiap mereka yang mengunjunginya.
Seperti saya, yang beberapa waktu kemudian berkesempatan untuk mengunjungi Pulau Dewata ini lagi, tepatnya pada tanggal 17—19 Agustus 2017 (cuti sehari di tanggal 18). Namun yang berbeda, kali ini aku tidak berkelana di daratan pulau Bali!
Saya agak melipir ke arah tenggara, menyeberangi Selat Badung, menuju tempat yang lebih tenang, jauh dari ke-hectic-an Pulau Bali...
Tau dimana?
Travelmate aku kali ini yakni rekan sekantor saya, Dina (yang dulu meng-cancel trip ke Makassar hmm) dan adiknya, Emilia. Sebenernya kali ini pun aku diajak Dina buat ke Bali-nya, but somehow, jadinya aku juga yang bikin itin-nya. Makasi lho btw.
Nusa Lembongan, Ceningan, dan Penida yakni tiga pulau yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Trio nusa ini sekarang menjadi salah satu destinasi favorit bagi mereka yang ingin menepi sejenak dari hiruk-pikuk daratan Pulau Bali. Bersantai sejenak, sambil menikmati landscape indah nan eksotis serta (salah satu) perairan paling jernih di Indonesia.
Makara sebelum berangkat, aku udah riset-riset di internet, baca banyak artikel di blog, baca rekomendasi di Tripadvisor, dsb. Kami juga udah booking penginepan di Traveloka. Agak susah nyari penginepannya, sebab lagi long weekend juga. Dan aku sangat sarankan untuk booking dulu sebelum pergi kesana alias jangan go-show, terlebih pas weekend. Karena pas di Lembongan, kami ketemu bule-bule yang kesulitan cari kamar sebab mereka go-show dan semua penginapan rata-rata udah sold-out.
Dan untuk transportasi di hari keberangkatan, kami tetapkan naik travel untuk alasan fleksibilitas dan efisiensi waktu. Kami dapet travel Ladju seharga Rp200.000,00 dari Jember ke Denpasar (Pantai Sanur).
Rabu, 16 Agustus. Begitu pulang kantor, aku pribadi mandi, packing, kemudian balik ke kantor lagi kerana kami janjian dijemput travel di kantor sekitar pukul 19.00. Singkat cerita, kami hingga di Banyuwangi sekitar... tengah malem lah. Kemudian nyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk. And then, lanjut hingga Denpasar.
Kami minta turun di perempatan bersahabat pintu masuk Sanur (yang ada KFC-nya). Kami hingga sekitar Shubuh, jadi kami mampir Masjid Al-Ihsaan (punya Inna Hotel) untuk sholat Shubuh dan bersih-bersih. Saya sarankan di sini kita udah ganti pakai sendal (dan pakaian pendukung lainnya) sebab nanti kita bakalan berair pas naik kapal.
Kami lanjut masuk ke area Pantai Sanur.
Destinasi pertama kami yakni Nusa Lembongan, jadi kami mencari kapal yang mengarah ke sana. Dari Sanur ini, kita sanggup pribadi ke Nusa Penida juga jikalau mau. Dan selain dari Pantai Sanur, kita sanggup nyeberang ke trio nusa itu lewat Benoa. Tapi dari yang aku baca, keberangkatan dari Benoa itu hanya berupa kapal pesiar berkelas glamor (yang mana tidak terjangkau bagi kami tentunya)
Di Sanur sendiri, ada banyak opsi biro kapal yang sanggup kita pakai. Tapi yang murah (dari yang aku baca) ada di pojokan di pertigaan deket pantai, sehabis Warung Mak Beng. Pokoknya, saluran aja hingga mentok dan lokasi biro tersebut ada di pojokan sebelah kiri.
Ada dua opsi kapal: kapal cepat atau kapal lambat. Kami menentukan kapal cepat biar... cepat. Dan jikalau diperhatikan, di banner-nya (yang ditempel-tempelin pake kertas) tertulis tarif Rp200.000,00 dari Sanur ke Nusa Lembongan (Jungut Batu maupun Mushroom Beach). Mahal banget ya?!
Eits, jangan percaya dulu! Itu yakni tarif yang mereka pasang buat turis gila dan turis lokal yang “polos”.
Eits, jangan percaya dulu! Itu yakni tarif yang mereka pasang buat turis gila dan turis lokal yang “polos”.
Untung aku udah baca-baca dulu sebelum berangkat, sebab ternyata untuk turis lokal sebenernya hanya perlu bayar Rp75.000,00! Makara siapin aja uang pas, pribadi kasih ke kasirnya, bilang beli tiket buat berapa orang.
Unfortunately, kapal yang pukul 08.00 udah sold out (saya curiga ini sanggup di prebooked, tapi nomer hp-nya ngga sanggup dihubungi btw), jadinya kami dapet yang pukul 09.00. Oiya, di Nusa Lembongan, ada dua opsi pendaratan. Satu di Pantai Jungut Batu, satu lagi di Pantai Mushroom. Disesuaikan aja sama dimana tempat kita nginep, lebih bersahabat turun dimana. Kalau aku waktu itu turun di Jungut Batu.
Pukul 09.00 tepat, kami berangkat menaiki kapal berjulukan “Sari Nusa”... off to Nusa Lembongan! Yey
Kondisi maritim agak liar juga ya waktu itu. Kapal kami naik turun tidak beraturan, dan air maritim nyiprat-nyiprat kena muka. Lumayan, jadi shower. Tapi yang bikin kzl adalah, tiba-tiba kamera yang aku bawa, lcd-nya mati. Dan udah dicoba segala cara, tapi tetep ngga mau nyala. Makara for the rest of the trip, aku bergantung sama kamera Dina dan kamera hp (jelek) saya. Hft.
Setelah mengarungi lautan selama kurang lebih 30 menit, kami pun mendarat di Nusa Lembongan.... wohoo!
Niscaya kita akan pribadi disambut dengan penjaja rental motor, rental homestay, rental alat snorkeling & diving, dsb. Kami pribadi jalan ke homestay kami, Risna Homestay namanya. Tidak jauh dari Jungut Batu. Sekitar lima menit jalan kaki. Kami pesan via Traveloka dengan harga Rp180.000,00-an per malam untuk kamar fan dan Rp270.000,00-an untuk kamar AC.
Ada sedikit ketidaknyaman-an sebenernya, sebab pas kami hingga di Risna, kamar yang “tersedia” di lokasi tersebut hanya tinggal satu, yaitu kamar AC (yang sesuai kesepakatan awal akan ditempatin Dina & Emil). Si pemilik homestay, Bli Nyoman, menerka kami dua “grup” berbeda (karena aku pesen dua kali pakai nama berbeda). Makara yah, aku terpaksa dipindah ke lokasi lain, yang (katanya) masih punya Bli Nyoman juga. Nama homestay-nya Kubu Men Bagonk.
Dan ternyata aku beruntung sebab begitu buka pintu belakang.... taraaa.....
Dan ternyata aku beruntung sebab begitu buka pintu belakang.... taraaa.....
Langsung ke pantai, dengan background Gunung Agung. So lucky...
Tanpa berlama-lama, sehabis bongkar muatan, saya, Dina, & Emil melanjutkan perjalanan ke Nusa Ceningan pakai motor yang kami sewa dari Bli Nyoman juga. Harganya Rp60.000,00 aja per hari per motor.
Nah, jadi ada sedikit perubahan mendadak dari itin kami. Yang awalnya hari pertama mau keliling Lembongan dan hari kedua ke Ceningan, kami geser Ceningan-nya ke hari pertama, sebab aku pikir, Ceningan pulaunya tidak terlalu luas jadi ngga perlu waktu usang buat keliling di sana. Ditambah lagi, esok harinya kami nyeberang ke Nusa Penida lewat Lembongan sekitar siang hari. So, we didnt wanna risk the time.
Jalan-jalan naik motor keliling Lembongan saja sudah menjadi kegiatan liburan yang menyenangkan, berdasarkan saya. Pemandangannya indah, sejuk, suasananya tenang, seakan waktu berjalan lambat.
Untuk menuju Nusa Ceningan, kita ngga perlu repot-repot pakai kapal, kerana telah ada jembatan yang menghubungkan kedua pulau ini. Jembatan tersebut dikenal dengan nama Jembatan Kuning (Yellow Bridge) ya sesuai warnanya yang emang kuning.
Jembatan gantung sepanjang ±140 meter ini sangat vital bagi masyarakat dan wisatawan sebab merupakan satu-satunya jembatan penguhubung kedua pulau. Kalau temen-temen ingat, pada Oktober 2016 lalu, jembatan iconic ini sempat runtuh, diduga jawaban kelebihan muatan.
Namun alhamdulillah, sekarang jembatan tersebut sudah diperbaiki dan sanggup berfungsi kembali.
Jembatan Kuning ini juga pernah menjadi salah satu lokasi challenge di program The Amazing Race Season 28.
Sesampainya di Ceningan, kita juga akan dimanjakan dengan pemandangan yang tidak kalah cantiknya. Salah satu yang paling menarik yakni landscape ladang rumput laut.
Welcome to Ceningan
Seaweed farms
Tujuan utama kami yakni Blue Lagoon yang ada di tempat barat daya Ceningan. Tapi di tengah jalan, kami menemukan spot foto yang tidak mengecewakan di Twilight Huts, jadi mampir dulu deh. Sebenernya tempat ini yakni penginapan, cuman jikalau main dan foto-foto sebentar, boleh kok.
The Twilight Huts
Lanjut, kami meneruskan perjalanan menuju Blue Lagoon.
Menyusuri jalan-jalan di Ceningan tidak terlalu susah kok. Sudah banyak papan petunjuk di sana-sini. Ditambah dengan ukuran pulau yang tidak terlalu besar. Tapi kondisi jalan ke Blue Lagoon-nya emang agak rusak sih, tapi masih sanggup di-handle lah. Dan sekitar 10 menit berkendara, kami pun hingga di lokasi.
Speechless lah begitu hingga sana. Cantik banget. Dengan gradasi warna air yang tepat dari putih, biru muda, tosca, hingga biru tua.
Makara Blue Lagoon ini yakni tebing berbentuk aksara “U”. Di bawah sana ada pantai berbatu-batu. Dan yang menambah kesyantikannya yakni pabila ada ombak yang menyeruak masuk dari bukaan di ujung tebing.
Menatap ombak menyeruak
Di ujung Blue Lagoon itu sanggup digunakan untuk cliff jumping. Tapi pas kami hingga di sana suasananya lagi sepi. Lagian juga kami ngga ada rencana mau loncat sih. Ngga berani.
"Dimanakah jodohku?"
Di sana, kita sanggup trekking sedikit ke arah kanan (kalo kita lagi ngadep ke laut), dan kita akan menemukan angle berbeda untuk menikmati si Blue Lagoon ini.
Kami menerima pengalaman spesial, yaitu.. kami melihat PENYU! Dia lagi naik ke permukaan, menghirup napas sejenak, kemudian kembali menyelam. Sayang ngga sempet keambil gambarnya. But still, it was an exciting sight!
Puas di Blue Lagoon, kami jalan sedikit ke arah Mahana Point. Tempat ini juga jadi salah satu lokasi cliff jump yang ternama di Ceningan. Tapi yang bikin sedikit ngga nyaman (buat saya), lokasi itu kayak “dikuasai” sama satu resto (lupa namanya), dan pas kami gres dateng, pribadi ditawarin minum lah makan lah, tapi aku bilang jikalau kita cuman mau foto-foto bentar, and things get so awkward. Plus, kita ngga boleh bawa makanan dari luar.
Sebenernya masih ada lokasi lain yang pingin aku kunjungi di Ceningan, seperti Secret Beach dan Le Pirate Beach Club (sempet lewat doang sih). Namun sebab keterbatasan waktu, kami tetapkan untuk melanjutkan perjalanan kami, kembali ke Nusa Lembongan. Tapi ngga papa, aku kan jadi ada alasan buat balik ke sana. ☺
NaraHubung:
Public Boat by Optasal
Jl. Hang Tuah Pantai Sanur
Phone: (0361)9189900, 082339665478
Risna Homestay
Jl. Raya Jungut Batu, Nusa Lembongan, Klungkung
Phone: 08123993748 (Bli Nyoman)
Kubu Men Bagonk
Jl. Raya Jungut Batu, Nusa Lembongan, Klungkung
Phone: 081999463720, 087861711162
Email: pastikaya09@gmail.com, info@kubumenbagonk.com
Web: kubumenbagonk.com
Thanks-List:
Dina & Emil, for the pics
YOU, for reading this! :)
Tiga Hari Tiga Nusa [Ep. 01]: Ceningan
Bali... Bali... Bali. Rasa-rasanya tidak ada habisnya tempat yang satu ini untuk dijelajahi. Selalu ada hal-hal menarik yang menjadi ma...
Ha Njo Dolan
Rabu, 06 September 2017