Ads

Ads
Menu
Travel Agent Penyedia Info Wisata

Tahun Baruan Di Madakaripura

Akhirnya yaa sesudah 25 tahun masa hidup saya di Probolinggo, kesampaian juga menginjakkan kaki di riam paling hits se-kabupaten, yang bahkan orang-orang dari luar kota pada tiba ke sini, dan menempatkan tempat ini sebagai top list kunjungan mereka (setelah Bromo), apalagi kalau bukan Air Terjun Madakaripura!

Agak aib juga sebenernya masak warga lokal belum pernah ke sini, tapi ya better late than never kan? Hhe..



Libur tahun gres rasanya sayang ya kalau dilewatkan begitu saja tanpa main kemana gitu. Jadinya saya menggelontorkan “undangan” jalan-jalan di grup whatsapp rekan-rekan SMA. Saya mengajukan satu pertanyaan pada tanggal 30 Desember 2017 yang berbunyi: “Ngga dolen rek preian?” (“Ngga main guys liburan?”). Kemudian saya biarkan. Masih saya pantau.

Setelah puluhan chat, gonta-ganti tujuan dan tanggal, serta bongkar-pasang pemain (seperti rencana-rencana perjalanan pada umumnya) akibatnya diputuskan tujuan kami ke Madakaripura, berangkat 1 Januari 2018, dengan jumlah personil 6 orang sahaja. Finally.

Senin, 1 Januari 2018

Kami berangkat dari Kecamatan Leces sekitar pukul 07.00 dan kalau dari kawasan rumah kami, ada beberapa jalan alternatif untuk menuju ke sana, tapi basically rute ke Madakaripura itu sama dengan rute ke Bromo, cuman nanti ada tikungan ke arah Desa Sapih. Ikuti papan petunjuk aja atau GoogleMaps. Tempatnya praktis dijangkau kok, meskipun jalannya kadang bergeronjal-geronjal.

Kami hingga di Madakaripura sekitar pukul 09.00 dan ternyata kondisi di sana jauh lebih baik dari yang saya pikirkan. Saya pernah dengar kalau dulu sering ada oknum-oknum yang meminta pungutan liar, dan memaksa pengunjung untuk membayar jasa memandikan motor yang bahkan kita tidak minta. Tapi tetep mereka nyiram-nyiram motor kita. Kan kzl.

Namun seiring dengan perkembangan zaman dan kesadaran pemerintah & warga untuk memajukan wisata riam ini, kini sudah dibangun sarana dan prasarana yang mumpuni, serta dijaga keamanan dan ketertibannya. Makara kita sudah tidak perlu khawatir akan ada pungli-pungli menyerupai zaman jahiliyah.

Tiket masuk riam dipatok seharga Rp11.000 total, Rp6.000 dari Perhutani & Rp5.000 dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Cukup terjangkau lah ya bila dibandingkan dengan keindahan yang akan kita nikmati. Setelah dari counter tiket, kita masih harus berjalan kurang lebih 20-30 menit menuju pintu masuk, yang mana nanti tiket kita akan diperiksa. Oiya, kita juga sanggup menggunakan jasa guide kalau mau, tapi jalan sendiri aja juga sanggup kok.

Ayo mlaku

Ada beberapa tips kalau mau ke Madakaripura ya gaes. Pertama, datanglah pagi-pagi (kayak kami waktu itu tidak mengecewakan lah) alasannya ialah perngunjung masih belum terlalu ramai dan praktis cari parkiran. Kedua, pakailah sandal yang nyaman dan lezat untuk jalan dan “memanjat bebatuan”. Sandal gunung is the best option. Yang terakhir, bawalah jas hujan/payung bila Anda tidak ingin “terlalu” berbasah-basah ria dan biar nampak lebih cerdik dari pengunjung lain, kecuali kalau Anda memang ingin mandi-mandi dan berair maksimal, ya, monggo.

Patung Gajah Mada

Di pintu masuk, kita akan disambut oleh sesosok patung Gajah Mada yang sedang bersila. Madakaripura memang erat hubungannya dengan sosok patih Majapahit tersebut. Konon katanya, riam ini ialah tempat semedi terakhir Gajah Mada hingga mencapai moksa. Di erat patung ini terdapat musholla, pura, toilet, dan kursi-kursi untuk istirahat sebelum kita melanjutkan perjalanan ke air terjunnya. Jangan syedih ya, soalnya masih harus jalan kaki lagi sekitar 20-30 menit lagi.


Yok mlaku lagi

Di sepanjang perjalanan, kita akan dimanjakan dengan pemandangan yang menyejukkan mata. Tebing-tebing menjulang, pohon-pohon hijau, juga sungai. Very refreshing!


Refreshing scenery

Kami kemudian hingga di sebuah tikungan di mana sudah mulai terlihat air yang berjatuhan dari dinding-dinding tebing. This is it! Kami sudah sampai. Yey! Dan saatnya kami menggunakan jas hujan dan mengamankan semua bawaan. Buat yang ngga bawa jas hujan, tapi pengen pakai, jangan khawatir di sini ada yang menyewakan.

Get ready fellas!

Kami kemudian melangkahkan kaki di antara licinnya bebatuan dan dinginnya air sungai. Dan.. wow.. apa yang saya lihat waktu itu cukup amazing sih. Saya udah lupa ya kapan terakhir kali ke riam (apa jangan-jangan belum pernah). Guyuran air dari tebing-tebing yang tertutup flora rambat itu membentuk tirai putih yang sungguh cantik. Sayang pabila tidak didokumentasikan dan diunggah di media sosial.


Eits, tapi ini masih belum riam utamanya lho pemirsa! Setelah puas foto-foto di “tirai” pembuka itu, kita masih perlu jalan lagi menyusuri sungai. naik turun bebatuan, kemudian memanjat semacam dinding tebing yang sempit nan licin, gres kemudian kita hingga di lokasi inti.

Air terjun setinggi ±200 meter yang jatuh dari puncak tebing melingkar berdiameter ±25 meter. Kita serasa berada di dasar tabung raksasa, dan sekali lagi, it was sooo AMAZING!

The hole

Maka tak salah bila Madakaripura dijadikan destinasi wajib ketika berkunjung ke Probolinggo. Keindahan yang ditawarkannya menciptakan siapapun betah berlama-lama di tempat ini, kalau ngga kedinginan. Kami pun demikian, cukup usang kami menikmati keindahan ciptaan Tuhan itu sembari, tentu saja, mengabadikannya lewat foto.



Kami beranjak sesudah pengunjung yang tiba semakin ramai dan tanpa terasa, air pun jatuh juga dari langit. Gerimis say. Meskipun pegel-pegel dan basah, saya tetap bersyukur dan senang akibatnya sanggup menyaksikan secara pribadi keindahan Air Terjun Madakaripura. Dan juga tercoret satu syarat lagi untuk menjadi nak hitz Bolingo, hhe..

It was a great way to start a new year anyway! J

Jadi, ada yang udah pernah ke sini? Share your thought below...      



NaraHubung:
Air Terjun Madakaripura
Branggah, Sapih, Lumbang, Probolinggo, Jawa Timur 67183



Thanks-List:
@friskadevimellan@thia.rhio, @lindanoviana14, @rizka.dwitya, & Jimmy for such a fun new year trip and for the pics
wikipedia.org, for the info
YOU, for reading this! J

Sumber http://ferydyan.blogspot.com

Tidak ada komentar