Sambil nunggu Paralayangnya buka, daripada saya terdiam kelamaan di Gunung Banyak, kesudahannya saya tetapkan untuk pergi dulu ke tempat wisata yang lain. Sebenernya mau ke tempat ini habis main Paralayang, tapi ternyata keadaan tidak berjalan sesuai rencana jadi yah saya yang harus menyesuaikan diri. Dan tujuan saya waktu itu yakni Air Terjun/Coban Sumber Pitu.
Menurut GoogleMaps, jarak dari Gunung Banyak ke Sumber Pitu kurang lebih 30-40 menit. Tapi hati-hati ya gaes, sebab ternyata riam yang berjulukan Sumber Pitu ini ada dua lho! Yang satu (yang mau saya kunjungi) ada di Desa Pujon Kidul, sementara satu lagi ada di Desa Duwet Krajan, Tumpang. Kedua tempat ini arahnya berlawanan jauh ya. So, please be mindful. Jangan hingga salah arah.
Singkat cerita, saya hingga di desa Pujon Kidul dan... wow, desa ini pemandangannya kece lho!
Kayak lukisan anak SD. Ada pedesaan, dengan sawah-sawah berterasiring, ditambah latar belakang hutan & pegunungan. So pretty!
Sampai disini, sinyal HP udah mulai susah. Dan akhirnya, sinyalnya bener-bener hilang dikala saya memasuki kawasan hutan dan jalan aspal desa sudah mulai “habis”. Digantikan dengan jalan tanah dan berbatu-batu. GPS udah ngga dapat dipakai, jadi cuman dapat mengandalkan papan petunjuk yang dipasang.
Dari desa itu, ternyata jaraknya masih jauh banget ya Allah. Jalannya juga rusak berat! Bolong-bolong dan batu-batunya segede gaban. Saya udah was-was aja itu motor tiba-tiba rusak dan mati. Mana jarang banget ada orang lewat. Cuma ada sekali-dua kali ada bapak-bapak motoran bawa rumput. Heuheu..
Di satu titik, ada jalan bercabang dengan papan petunjuk. Ke arah kiri tulisannya “jalur trekking”, sementara ke kanan “jalur roda 2 & roda 4”. Hmm.. tentunya saya ambil jalur yang roda 2, sebab saya pikir, jalur trekking itu dikhususkan untuk pejalan kaki. Dan ternyata, keputusan yang saya ambil bukanlah keputusan terbaik. Kenapa? Saya ceritakan nanti.
Akhirnya setelah.. ada kali sejam-an motoran, saya hingga di “basecamp” Sumber Pitu. Fyuh, tangan udah gemeter cuy habis nyetir. Saya tetapkan untuk istirahat sejenak sebelum jalan ke air terjunnya. Di basecamp itu ada satu warung yang sekaligus jadi tempat beli tiket & penjaga parkir. Biaya masuk Sumber Pitu dibanderol sebesar Rp10.000, dan biaya parkir Rp5.000.
Waktu itu sepi banget pengunjungnya. Selain saya, cuman ada satu rombongan lagi (3 orang) dan ternyata mereka gres aja turun dari air terjun. So officially, tinggal saya sendiri yang mau ke sana. Mereka kaget sih waktu saya bilang kalo sendirian. Dan si ibu penjaga warung menyarankan, istirahat dulu aja sebentar sambil nunggu barangkali ada pengunjung lain yang datang.
Saya hingga disana emang tengah hari bolong sih. Jam 1.00-an gitu habis dhuhur. Dan lagi, hari itu Jumat kan. Jumat LEGI! Buat orang Jawa, Jumat Legi itu agak agak “keramat” gimana gitu ya. Saya pun pribadi teringat artikel ihwal “makam” yang ada di Air Terjun Sumber Papat, yang letaknya di atas Sumber Pitu. Heheu.. Kata ibuknya sih itu cuman Punden. Tapi ya sama aja khan mistisnya.
Oiya, jadi selain Sumber Pitu, di lokasi ini juga ada riam lain, yakni Sumber Siji dan Sumber Papat. Ketiganya berada di satu area, hanya dibedakan dengan elevasi. Yang paling bawah atau yang akan pertama kita temui yakni Sumber Siji, kemudian di atasnya ada Sumber Pitu, dan paling atas Sumber Papat. Untuk menuju riam ini, dari basecamp kita harus jalan kaki sekira 45 menit (kata grup 3 orang tadi).
Nah, sebab udah saya tunggu-tunggu usang ngga ada pengunjung lain yang datang. Dan keburu kesorean juga, kesudahannya saya memberanikan diri untuk berangkat. Sendirian! Agak takut sih ya sebenernya, tapi udah hingga sana masak mau ngga jadi. Bismillah aja lah udah.
Di awal perjalanan, saya ketemu sama seorang bapak pencari kayu, dan kami pun ngobrol sambil jalan. Alhamdulillah, ada temennya. Tapi gres juga berapa menit, kami hingga di percabangan dan harus berpisah. Hiks. Bapaknya ke kiri, sementara saya ke kanan ke arah air terjun. Dan gres beberapa langkah, saya udah agak ragu sebab jalannya agak membingungkan. Mau balik tanya bapaknya, eh bapaknya udah ngga ada! Heu..
Akhirnya saya memberanikan diri melanjutkan perjalanan. Sendiri.
Di awal-awal, kita akan ngelewatin perkebunan. Dan saya masih sempet ngeliat ada bapak-bapak yang lagi mencangkul. Alhamdulillah, masih ada orang. Baru sehabis perkebunan itu “habis” dan berganti dengan pepohonan tinggi. Kesendirian itu makin terpampang positif bukan fatamorgana.
Yang menemani saya dikala itu hanya bunyi deru angin, dan bunyi ukiran daun di semak-semak. Tiap kali ada bunyi “kresek-kresek”, saya pribadi menoleh ke belakang dengan paniknya. Takut ada macan, atau binatang lain, atau amit-amit, ada kepala terbang lewat. Heheu.. Pokoknya semua memori ihwal dongeng mistis di gunung itu menyeruak.
Belum lagi cuaca siang itu yang panasnya minta ampun aku. Napas tersengal-sengal. Keringat bercucuran. Ditambah dengan jalan berdebu dan menanjak. Mana saya cuma pake sepatu ala-ala, bukan buat trekking.
Ada kali sejam-an saya jalan, gres kemudian saya mendengar bunyi air yang cukup deras. Nah! Udah deket nih pasti. Jalanan yang tadi menanjak, berkembang menjadi turunan bertangga-tangga. Suasana yang tadinya panas menyengat, perlahan menjadi dingin, lembab, dan tentu saja bertambah mistis.
And here we are... Sumber Siji!
Dan kalo mau ke bawah air terjunnya ternyata harus ngelewatin sungai. Makara yah, nyemplung lah itu sepatu dan kaos kaki. Heu.. basyah deh.
Saya taruh tas di pos yang ada di situ. Dan sehabis foto-foto sebentar, saya pribadi bergerak naik tangga lagi ke Sumber Pitu. Dari Sumber Siji udah keliatan kok. Tangga-tangganya juga ngga terlalu tinggi sebenernya.
Btw, air-air terjun ini dinamai menurut jumlah alirannya gaes. Sumber Siji, ya sebab alirannya cuma ada satu (siji dalam bahasa Jawa). Sumber Pitu ada tujuh (pitu). Eh tapi ngga tau bener tujuh atau engga si, soalnya ada banyak dan saya ngga sempet ngitungin. Sementara Sumber Papat ada empat (papat) aliran.
Berhubung saya sendirian, dan semakin usang saya di sana, suasana kok makin mencekam, kesudahannya saya cuma hingga Sumber Pitu aja ya gaes. Takut mau naik lagi ke Sumber Papat. Habis foto-foto bentar sambil setengah ketakutan, saya pun tetapkan untuk kembali ke basecamp.
Karena buru-buru pengen balik, pas naik tangga di deket air terjun, kaki saya hampir kram! Duh, panik dong. Saya duduk sebentar sambil benerin posisi kaki dan pijet-pijet. “Ayo dong kaki, please, jangan hingga kram di sini. Ngga ada orang. Sepi. Pengen cepet balik,” ujarku dalam hati.
Alhamdulillah, doa saya terkabul dan dapat berjalan normal. Saya pun pribadi whusss... setengah lari balik ke basecamp. Kayak dikejar setan. Udah ngga pake istirahat-istirahatan!
Baru pas hingga percabangan awal, kesudahannya saya ketemu sama tiga orang pengunjung lain yang mau ke air terjun. Heft. Ngga mulai tadi aja ni orang-orang datengnya. Waktu hingga di basecamp, ada dua orang pengunjung lagi yang gres datang. Elah.
But anyway, that was quite an experience ya. Meskipun ketakutan, tapi saya udah seneng dapat hingga ke Sumber Pitu. Mungkin sedikit tips buat yang mau ke Sumber Pitu: Pertama, pakailah ganjal kaki yang proper. Sepatu gunung waterproof atau sendal gunung yakni pilihan terbaik. Kedua, bawa minum yang cukup, apalagi jikalau naiknya siang bolong. Ketiga, jikalau dapat bawa temen yha. Biar ada yang nemenin jalan dan yang terpenting... bantuin foto!
And last but not least, masih ingat petunjuk jalan yang saya ceritakan di awal? Yang ada goresan pena "jalur trekking" dan "jalur roda 2 & 4". Nah, temen-temen yang mau ke sini, ambil saja jalur yang trekking. Meskipun tulisannya buat trekking (jalan kaki), tapi dapat dilewatin motor. Dan jalurnya jauh lebih deket dan mulus daripada jalur yang satunya.
And last but not least, masih ingat petunjuk jalan yang saya ceritakan di awal? Yang ada goresan pena "jalur trekking" dan "jalur roda 2 & 4". Nah, temen-temen yang mau ke sini, ambil saja jalur yang trekking. Meskipun tulisannya buat trekking (jalan kaki), tapi dapat dilewatin motor. Dan jalurnya jauh lebih deket dan mulus daripada jalur yang satunya.
So that was my journey to Sumber Pitu. Ada yang udah pernah ke sini? Share your story below..
Narahubung:
Air Terjun Sumber Siji, Sumber Pitu, & Sumber Papat
Desa Pujon Kidul, Krajan, Pandesari, Malang, Jawa Timur
Telp.: 081333183380
Thanks-List:
YOU, for reading this! :)
Narahubung:
Air Terjun Sumber Siji, Sumber Pitu, & Sumber Papat
Desa Pujon Kidul, Krajan, Pandesari, Malang, Jawa Timur
Telp.: 081333183380
Thanks-List:
YOU, for reading this! :)
Tidak ada komentar