Tiket Promo?? Makassar (lagi)?? Beraangkaaat..Ya, ini kali kedua gue ke Makassar, Sulawesi Selatan. Bulan maret kemudian gue ke Makassar dengan tujuan Bantimurung, Tanatoraja, dan Tanjung Bira. Kali ini gue dan teman-teman akan pergi ke suatu tempat di daerah Maros-Pangkep. Ya, tempat itu yakni Rammang Rammang, keindahan alam yang tersembunyi.
Rammang Rammang merupakan sebuah dusun di salah satu tempat Karst Maros-Pangkep yang mempunyai pemandangan yang unik dan cukup menarik untuk dikunjungi. Terletak di kabupaten Maros, dusun ini sanggup ditempuh melalui jalan darat kurang lebih 2 jam dari kota Makassar. Untuk menelusuri dusun ini lebih dalam, harus memakai perahu, menyusuri fatwa sungai yang tenang.
Kami menyewa bis dari Makassar untuk mengantarkan kami ke Rammang Rammang. Ternyata si sopir tidak tau persis di mana letak dermaga Rammang Rammang itu. Setau gue letaknya di daerah Maros yang bersahabat dengan Semen Bosowa. Hehehehe. Sang Sopir tidak salah jalan, kok. Dia hanya menentukan jalur yang kurang tepat. Lebih jauh dan jalanannya pun rusak. Alhasil, kami terpaksa bertanya-tanya di sepanjang jalan dengan warga sekitar. Namun, warga sekitar belum banyak yang tau juga Rammang Rammang itu apa, di mana dan ada apa saja di Rammang Rammang? Tempat itu rasanya masih absurd di pendengaran mereka. Masyarakat Makassar, Sulawesi selatan ternyata belum banyak yang tahu perihal Rammang Rammang. Kawasan ini hanya familiar di antara teman-teman pencinta traveling saja. Hopeless… Kami berunding, kalau tidak ketemu juga, lebih baik kembali ke Kota dan kulineran. Memasuki tempat Karst Maros, kami disambut dengan pemandangan hamparan perbukitan Karst yg berjejer hijau dan menjulang. Konon katanya termasuk terbesar ke-3 di dunia sehabis Cina dan Vietnam. Pemandangan tersebut cukup menghibur dan menghilangkan rasa kesal kami.
Pemandangan Karst ketika memasuki tempat Maros |
Benar juga kata pepatah, malu bertanya sesat di jalan. Setelah banyak bertanya sana-sini, balasannya ada titik terang. Semangat yang tadinya redup redam, kini kasar lagi, membaraaaaaa #tsaaahelaaah#. Tibalah gue dan teman-teman di dermaga Rammang Rammang yang posisinya di sebelah kanan jembatan.
Dermaga Ramang-Ramang |
Gila-gilaan bersama teman-teman |
Cuaca ketika itu sangat cerah. kami pun turun ke tepi sungai. Di sana sudah berjejer perahu-perahu sewaan. Kami kaget seketika ketika tahu harga sewa bahtera 600 ribu rupiah untuk 2 perahu. Mahaaalnyooo! Tapi, nggak mungkin dibatalkan mengingat usaha kami untuk hingga di tempat ini. Setelah bergelut tawar-menawar harga dengan si pemilik perahu, tanpa pikir panjang dan buang-buang waktu, kami pun oke dengan harga 550 ribu rupiah untuk 2 kapal yang telah disepakati.
Perahu-perahu sewaan di dermaga Rammang-Rammang |
Narsis dulu sebelum menyusuri Sungai Pute |
Mulailah kami menyusuri fatwa sungai yang tenang. Kata sang kapten perahu, penduduk menyebutnya Sungai Pute. Perahu pun melaju dengan cepat, #boong deeeng#, lambat. Bahkan kadang suka miring ke kanan, miring ke kiri. Hadeeeeeeh, bahtera miring kapten… Takut terbalik sebab nggak ada life jacket. Hahahahaa… Pantas saja butuh waktu 1,5 jam – 2 jam untuk menyusuri dusun ini lebih dalam..Haaaaaaah. OMG. Keburu nggak tuh melihat waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 WITA. Mengingat pesawat kami ke manado jam 17.20 WITA. Nggak akan keburu. Tapi, ya, sudah dijalani saja.
Menyusuri Sungai Pute |
Saat menyusuri Sungai Pute ini, gue takjub dengan bebatuan Karst yang menghampar di sepanjang jalur sungai ini. Lalu, kami disuguhkan dengan pemandangan fatwa sungai dengan latar belakang pegunungan Karst yang menjulang dan diapit oleh pepohonan yang menghijau. Ehmmm… indaaaahhnyaaa... berasa ibarat di Vietnam, Mekong River. Hahahahaha.. Eits, tunggu dulu! Ini Indonesia, Bung. Aseli Indonesia.. Seriiiuuus… Beneraaan… Nggak boong… Suweeer, deh… Nggak percaya??? Datang saja ke Rammang Rammang di Maros, Sulawesi Selatan #Cliing#.
Batuan Karst di sepanjang jalur Sungai Pute |
Ini Indonesia Bung!!! Indah ya... |
Cuaca yang semula cerah, bermetamorfosis mendung dan gelap. Baru hingga setengah perjalanan, hujan deras turun mengguyur kami. Kami berhenti sejenak untuk berteduh. Setelah beberapa saat, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan ini. Kata Kapten perahu, jikalau kami terus menyusuri sungai ini, kami akan menemukan sungai di dalam goa. Haaaaah??? Apalagi itu??? Kaya gimana?? Banyak sekali pertanyaan di dalam otak kami. Waaaaaah, niscaya kerrreeeeeen. Arrrrgh, pengeeeeen liaaat!!! Tapi tidak bisa.
Mestinya, (kalau perjalanan kami dilanjutkan) pemberhentian terakhir bahtera ini yakni sebuah dusun terpencil, dusun tersembunyi, dusun yang terisolasi yang dikelilingi oleh pegunungan Karst. Ya, dusun itu berjulukan Dusun Berua. Tempat yang nggak sempat kami tuju. Tapi sayang disayang, sebab waktu yang tidak memungkinkan untuk ke sana. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke dermaga. Keindahan alam yang tersembunyi itu belum sanggup kami temui sekarang. Kecewa pastinya. Belum puas! Gue cuma sanggup membayangkan, sebatas angan-angan dan tentunya rasa penasaran.
Rammang Rammang, Aku niscaya kembali………
**Bagi para pelancong, penikmat jalan-jalan, jikalau berencana ke Makassar, jangan lupa untuk tiba ke tempat ini. Dijamin nggak akan nyeseeeeel... Siapkan waktu lebih anda untuk melihat keindahan alam yang tersembunyi di Rammang Rammang…
**Sekadar info, untuk mencapai tempat ini, naik angkot (pete-pete) arah Pangkep.
Tidak ada komentar