Ads

Ads
Menu
Travel Agent Penyedia Info Wisata

Sejarah Suku Baduy Dalam

Suku Baduy Dalam : Sejarah Kemunculannya Setelah sebelumnya kita share kisah umum terkait . Postingan kali ini akan membuatkan sejarh , selamat menyimak. Tulisan ini di ambil dari beberapa sumber, ternyata sejarah mempunyai beberapa versi yang berbeda.

Sejarah Suku Baduy Dalam Menurut Warganya


Pertama, berdasarkan kepercayaan warga sejarah berasal dari Batara Cikal, yaitu salah satu dari tujuh ilahi yang di turunkan ke bumi. Batara cikal mempunyai kiprah untuk mengatur keseimbangan di bumi. Versi ini hampir sama persis dengan kisah di turunkannya nabi Adam, sebagai makhluk pertama dan mempunyai kiprah untuk mengelola bumi. Suku baduy pun percaya bahwa mereka ialah keturunan nabi Adam.


Sejarah Suku Baduy Dalam Menurut Ahli Sejarah


Sedangkan pada versi yang lain, para andal sejarah mempunyai pendapat sendiri terkait sejarah suku baduy. Pendapat mereka berdasar pada temuan prasasti sejarah, kemudian di telusuri pula melalui catatan para pelaut dari Portugis dan Tiongkok serta di hubungkan dengan kisah rakyat ihwal Tatar Sunda. Meskipun pada kenytaannya, kisah mengenai Tatar Sunda ini sangan sedikit sekali referensinya.

Menurut andal sejarah, masyarakat baduy (kanekes) mempunyai kaitan dengan kerajaan Pajajaran (saat ini wilayah Bogor). Yang di ketahui, Pajajaran ada sekitar di kala ke-16. Pada ketika dimana kerajaan atau kesultanan Banten belum berdiri, wilayah yang kemudian menjadi kesultanan Banten, ialah daerah yang sangat penting dan mempunyai peranan yang signifikan. Saat itu, Banten masih menjadi bab dari wilayah kerajaan Sunda. Banten berfungsi sebagai pelabuhan yang memang populer besar.

Di banten terdapat sungat Ciujung yang berfungsi sebagai pelabuhan dan sanggup di lewati bermacam-macam jenis perahu. Sungai ini menjadi kemudian lintas angkutan barang-barang hasil pertanian dari wilayah pedalaman. Pangeran Pucuk, penguasa ketika itu merasa perlu untuk melestarikan dan menjaga wilayah tersebut, terutama terkait kelestarian sungainya. Wilayah itu di kenal dengan nama Gunung Kendeng.

Karena alasan itu, pangeran pucuk memerintahkan pasukan prajurit pilihan untuk menjaga kelestarian Gunung Kendeng-Sungai Ciujung. Mereka tinggal dan bertugas sebagai penjaga wilayah tersebut. Maka, dengan adanya pasukan kerajaan tersebut, lambat laun kehidupan mulai berjalan normal. Kaprikornus sanggup di simpulkan bahwa sejarah suku Baduy dalam dan yang hari ini kita kenal ialah berasal dari pasukan yang di utus oleh Pangeran Pucuk yang bertugas melestarikan sungai Ciujung – gunung Kendeng. Pada masanya, suku baduy menutup identitas mereka terhadap orang luar. Karena di khawatirkan akan di ketahui oleh musuh-musuh kerajaan Pajajaran.

Sejarah Suku Baduy Dalam Versi Van Tricht


Versi ketiga tekait sejarah ialah dari dokter Van Tricht yang berkunjung ke Baduy di tahun 1982 kemudian mengadakan penelitian terkait kesehatan masyarakat disana. Van Tricht tidak mengakui kedua pendapat diatas, ia mempunyai pendapat sendiri mengenai sejarah dan ia menyampaikan bahwa masyarakata Baduy sudah ada semenjak usang disana dan merupakan masyarakat orisinil sana. Menurut Van Tricht masyarkat baduy terutama warga masyarakat mempunyai sifat yang menolak keras dan tidak sanggup mengadopsi kebudayaan luar. Selain itu, menurutnya masyarakat baduy dalam sangat mempertahankan kebudayaannya. Itu terbukti masih sangat ketat untuk mempertahankan kebudayaan nenek moyang mereka.

Pendapat Van tricht terkait sejarah ini sejalan dengan pendapat Danasasmita dan Djatisunda (1986:4-5). Menurut dua andal ini ketika itu raja yang berkuasa di wilayah sekitar Baduy ialah Rakeyan Darmasiska, raja ini memerintahkan masyarakat Baduy yang memang sudah tinggal disana dari dahulu untuk memelihara Kabuyutan (tempat pemujaan nenek moyang). Menjadikan daerah tersebut sebagai “Mandala” atau kawaan suci. Masyarakatnya sendiri di kenal mempunyai kepercayaan Sunda Wiwitan (wiwitan:asli,pokok). Sampai kini pun masyarakat baduy masih memegang teguh kepercayaan tersebut.

Sejarah Suku Baduy Dalam Versi Prabu Siliwangi


Versi berbeda dan terakhir ialah, putra Prabu Siliwangi yaitu yang berjulukan Kian Santang yang sudah memeluk Islam melalui Sayidina Ali di Mekkah. Kian santang ingin menyebarkan islam dan salah satunya kepada ayahnya. Namun Prabu siliwangi menerima wangsit melalui mimpi untuk menolak agama islam dan di suruh pindah ke wilayah Rangkasbitung-Lebak.

Kian santang tetap mengejar mereka kesana, hingga terjadi perang saudara. Sayangnya tidak banyak rujukan ihwal perang saudara tersebut. Yang jelas, Prabu Siliwangi kemudian berganti gelar menjadi Prabu Kencana Wungu. Prabu Kencana Wungu menentukan untuk menetap di rangkasbitung bersama 40 pengikut setia dan hingga kini di kenal dengan masyarakat Baduy.

Itulah informasi yang sanggup dibagi terkait sejarah . Semoga bermanfaat dan terima kasih. Untuk menambah wawasan budaya Negara Indonesia tercinta, simak juga artikel terkait lain mengenai suku baduy.
Sumber http://sukubaduydalam2.blogspot.com

Tidak ada komentar