Ads

Ads
Menu
Travel Agent Penyedia Info Wisata

Asyiknya Sketching Bareng Di Yogyakarta


Klenteng Poncowinatan, klenteng tertua di Yogyakarta.


Jogja nggak ada matinya! Berkali-kali ke tempat yang istimewa ini, selalu ada hal menarik yang gres bagi saya. Saya pun pernah seminggu di Jogja dengan sketching sebagai aktivitas utama, namun program #1o1TravelSketch yang saya ikuti tanggal 6-7 Januari 2018 kemudian tetap saja memperlihatkan pengalaman gres yang seru.

#1o1TravelSketch diadakan oleh Sketchwalker, bekerja sama dengan Hotel 1O1. Sebelumnya sudah pernah diadakan di Bogor, dan sesudah Yogyakarta akan diadakan di beberapa kota lagi. Tugas saya kemarin, sebagai salah satu dari Sketchwalker, ialah mengasisteni Lala (Sheila Rooswitha) dalam workshop Drawing Human, menjadi salah satu nara sumber dalam dialog santai sambil Wedhangan bersama Kak Motulz dan beberapa seniman Jogja, serta bantu-bantu apa saja bila ada yang perlu dibantu. Sedangkan sketching menjadi kegiatan ‘curi-curi’ bila sedang tidak ada kiprah yang harus dilakukan.

(Untuk lebih kenal dengan Sketchwalker, follow IG-nya @Sketchwalker).

Lala menjelaskan wacana tahap-tahap menggambar insan secara live dan cepat.
Kang Odie mendongeng sebelum belum dewasa diberi waktu untuk menggambar.
Nadia dan Aga membantu dengan ilustrasi di depan.
Sebagian anak perlu dimotivasi, bahkan dicontohkan garis-pergaris, sebelum kesannya lancar berkreasi.
Sebagian sudah eksklusif tancap gas mengikuti instruksi Kang Odie.
Sebagian penerima dari SLB, yang gambarnya dapat sangat detail dan keren!
Workshop skema transportasi, salah satu praktiknya menggambar delman.
Workshop menggambar interior kafe, diadakan di Pink Elephant, Hotel 1O1.


Siapapun yang punya hobi, mungkin tahu bagaimana serunya bila berkegiatan bareng dengan orang-orang sehobi. Ya kecuali bila hobinya menyendiri. #1o1TravelSketch ini kegiatan sketching bareng kelima kali yang pernah saya ikuti, di luar sketching bareng yang informal tanpa tajuk acara. Dengan sketching bareng, para sketcher dapat bertukar tips macam-macam seputar sketching, mulai dari cara memegang pena, jenis-jenis kertas yang cocok cat air, hingga info komunitas sketcher di banyak sekali kota. Selain itu, bagi yang nggak malu-malu kenalan, dapat bertambah sobat sesama sketcher.

Kejutan buat saya di #1o1TravelSketch edisi Yogyakarta ini ialah ketemu 3 orang sketcher yang sudah usang saya ikuti di Instagram: Mas Cyndo dari Jogja, Mas Ade Guntur dari Semarang, dan Radha dari Singapura! Acara ini memang diikuti oleh para sketcher dari banyak sekali kota. Dari Indonesia sendiri, yang terjauh tampaknya Bung Jerry dari Ambon.  

Selain workshop, ada beberapa tempat di seputar Hotel 1O1 yang dijadikan lokasi sketch walk; ‘sketch walk’ ialah sesi sketching bareng di beberapa tempat, yang jarak satu sama lain cukup bersahabat untuk ditempuh dengan berjalan kaki. Klenteng Poncowinatan, Titik 0 Km, Benteng Vredeburg, dan Malioboro.

(Foto-foto liputan program dapat dilihat di Instagram @1o1travelsketch)

Sketching Vredeburg sambil ngadem di bawah pohon bareng sobat gres dan sobat lama.

Mural Mas Cyndo di bus White Horse yang dipamerkan di depan Hotel 1O1 hari Minggu pagi pas CFD.


Hotel 1O1 di Yogyakarta ini memang strategis banget lokasinya. Selain bersahabat ke banyak atraksi wisata, juga banyak kegiatan masyarakat lokal maupun wisatawan yang asyik untuk diperhatikan di sekitarnya. Kalau sudah capek jalan kaki, mau naik becak, delman, atau taksi pun simpel dari sana. Hotelnya nyaman, bak renangnya nggak tega untuk saya lewatkan, dan makanannya lezat!

Pada malam penutupan acara, diadakan gala dinner. Yes! Hidangannya rijsttaffel! Satu piring besar berisi macam-macam lauk dan nasi, serta es krim dan minuman anggur merah disediakan bagi semua penerima gala dinner. Kebanyakan lauknya saya suka, tapi nasi tak saya sentuh demi memberi ruang di perut bagi es krim. Yang hadir nggak tanggung-tanggung, selain para tokoh seniman Jogja, salah satunya Butet Kertarajasa, juga ada Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi. Acara puncak gala dinner ialah lelang sketsa. Hasil lelang hingga Rp24,5 juta dan sebagian disumbangkan kepada yayasan anak autis.

Sebelumnya, sebelum program Wedhangan, juga ada lelang skema yang diikuti seluruh peserta. Siapapun bebas mengajukan karyanya untuk dilelang. Total lelang mencapai Rp11,8 juta. Saya sendiri nggak mengikutsertakan karya saya alasannya ialah semua gambar saya bikin di buku sketsa. Wah, dapat selangit harganya bila jual satu buku sekaligus! (Ngayal dikit boleh, ya.)

(Baca juga: liputan program sesudah wedangan di media online Bernas dan Jogja Tribun News.)


Lelang skema sebelum Wedhangan. Ada yang per skema dibeli hingga Rp800.000.

Para penerima workshop skema arsitektur. Ya, beginilah seringnya suasana urban sketching.
Nggak cocok untuk yang gengsi ngemper. LoL. 

Tugu dan bangunan di sekelilingnya yang menjadi objek skema arsitektur.
Saya gres sempat menggambar gedung renta itu sesudah program selesai.


Rijsttafel gala dinner: ikan acar kuning, empal gentong, brongkos, sayur lodeh, terong balado,
kentang goreng balado, sate lilit, sate ayam, sate maranggi, sambal terasi, sambal kecap,
sambal bawang, peyek kacang, lalapan, nasi putih dan nasi merah.

Dessert!
Pagi terakhir di Hotel 1O1 sesudah program selesai, nikmati dulu dong bak renangnya yang biru menggoda.
Kamar di Hotel 1O1 yang nyaman buat istirahat sesudah program selesai.

Hotel 1O1 Tugu Yogyakarta.
Praktik menggambar insan di Pasar Kranggan, sesuai instruksi Lala.

Para penerima sketch walk hari pertama.

Wefie dulu sebelum bertugas.

Pas belum dewasa menggambar, kakak-kakak main becak-becakan dulu.
Gambar becak betulan di Malioboro, beberapa hari sesudah program selesai.

Untuk dongeng wacana #1O1TravelSketch Yogyakarta yang lebih lengkap, baca di sini.
Cerita wacana yang di Bogor, ada di sini

Foto oleh saya dan dokumentasi Sketchwalker.



Tidak ada komentar