Ads

Ads
Menu
Travel Agent Penyedia Info Wisata

Tertib Dikala Naik Pesawat




Naik pesawat itu asyik bagi saya. Bisa melihat bumi dari atas, sesuatu yang jarang dapat saya (dan kebanyakan manusia) lakukan. Bisa mencapai daerah lain dengan cepat (minus macet menuju bandaranya). Saya juga suka melihat banyak sekali hal yang compact di pesawat, ibarat meja lipatnya, container makanan yang didorong pramugari, bahkan kompartemen-kompartemen dalam toilet. Namun, ada yang sering mengganggu saya hampir setiap perjalanan naik pesawat, ialah kelakuan-kelakuan penumpangnya.

Banyak dari para penumpang ini terlihat serba ingin buru-buru, kemudian menciptakan kondisi jadi semrawut. Entahlah mereka memang benar-benar terburu-buru, atau sekadar tidak sabar. Yang jelas, keterburu-buruan ini sering melanggar peraturan yang sudah diperingatkan oleh petugas yang berwenang di bandara ataupun di pesawat. Kalau saja semua penumpang patuh, saya yakin keadaan akan lebih teratur dan nyaman.

Mungkin saya pun pernah luput dari peraturan-peraturan ini sekali dua kali. Sekalian sebagai pengingat untuk diri sendiri, saya mau menjabarkan beberapa hal yang sebaiknya kita perhatikan sebagai penumpang pesawat. Yuk, ikut baca, siapa tahu ada yang kau pun belum tahu, atau mungkin dapat mengoreksi saya juga. 

Ketika Masuk ke Pesawat 

-       Antre untuk boarding kalau nomor daerah duduk kau sudah dipanggil.
Beberapa maskapai berusaha mengatur alur penumpang masuk ke pesawat dengan memanggil penumpang bernomor daerah duduk besar (bangku-bangku di gugusan belakang). Misalnya dari nomor 15-30, gres sehabis itu nomor 1-14. Ini dilakukan jikalau hanya pintu masuk depan yang dibuka. Bayangkan kalau penumpang kursi nomor 1-14 contohnya masuk duluan dan rempong mengatur tas-tas mereka di kompartemen atas bangku, kemudian penumpang nomor 15-30 akan terhambat untuk mencapai kursi mereka. Semrawut, kan?


-       Matikan semua koneksi ponsel.
Peraturan ini terperinci banget disampaikan lewat pengeras bunyi setiap pesawat akan take-off dengan alasan menjaga keamanan penerbangan. Menurut beberapa artikel yang saya baca, salah satunya ini, satu saja ponsel yang menyala dan dipakai ketika penerbangan, bergotong-royong cuma berpotensi sedikit dalam mengganggu sinyal radio pilot. Tapi bayangkan kalau satu penumpang boleh menyalakan ponselnya, niscaya yang lain juga akan menuntut hak untuk menyalakan ponselnya. Entah untuk apa. Nah, semakin banyak ponsel yang menyala, semakin besar potensi mengganggu radio pilot. Dalam artikel tadi juga diceritakan pernah ada kecelakaan pesawat yang sinyal ponsel menjadi salah satu penyebabnya. Lagipula, apa sih yang nggak dapat menunggu hingga kau datang di bandara selanjutnya?


Kalau maskapai tidak mengatur nomor kursi mana yang masuk duluan, apa boleh buat, 'macet' niscaya terjadi.


Selama Penerbangan

-       Kursi di depan kau BUKAN untuk ditendang-tendang.
Sangat kesal rasanya jikalau kursi saya ditendang-tendang dari belakang. Yang melaksanakan ini biasanya anak kecil yang iseng. Di satu sisi saya nggak dapat menyalahkan anak kecil, tapi tampaknya mereka pun perlu diajarkan untuk berperilaku tertib, apalagi di daerah umum. Jadi, tolonglah, para orangtua, larang baik-baik anakmu menendang-nendang kursi di depannya. Kalau tidak, ya jangan murka kalau ia ditegur pribadi oleh penumpang yang terganggu.

-       Kalau beser, pilih kursi di bersahabat gang.
Saya termasuk dalam kategori ini. Minum satu gelas saja, tak usang kemudian dapat pribadi ingin buang air kecil. Jadi, saya selalu usahakan untuk menentukan kursi di bersahabat gang (aisle seat), apalagi kalau penerbangannya lebih dari 1,5 jam. Dengan begitu, saya nggak mengganggu penumpang lain dengan menciptakan mereka bangkit dari bangkunya, atau bahkan bangkit dari tidurnya.


Siapkan mainan atau apa saja yang menciptakan anak nyaman sehinggak tak mengganggu penumpang lain.


-       Kalau lawan bicara pasang earphone, artinya kau harus diam.
Saya pernah baca kalimat Larry King di bukunya, “Lebih baik saya terjun dari pesawat daripada harus membisu selama penerbangan.” Hm, nggak berlaku untuk saya. Saya lebih baik membisu daripada harus terlibat dalam percakapan yang bikin kesal dengan orang tak dikenal. Dan tampaknya banyak orang ibarat saya ini. Earphone sering menjadi alat untuk memberi tanda pada lawan bicara bahwa kami, orang-orang yang hanya ingin membisu atau asyik sendiri, tak ingin diganggu. Sayangnya, ada saja orang-orang yang masih tetap mengajak ngobrol walaupun earphone sudah disumpal ke kuping. Entahlah mengapa mereka melaksanakan itu.

-       Bawa sesuatu untuk menyibukkan diri.
Memaksa orang untuk ngobrol, mungkin itu tandanya kau orang yang simpel bosan. Daripada mengganggu orang lain, kenapa nggak bawa sesuatu untuk menyibukkan diri sendiri? Buku bacaan, earphone sendiri dan playlist lagu favorit, game offline, atau ya tidur saja.

Kalau malas bawa buku, tiap kursi pun disediakan majalah in-flight. Selalu ada yang dapat dilakukan.


Turun dari Pesawat

-       Nyalakan ponsel nanti saja.
Intinya sama dengan poin sinyal ponsel tadi. Sinyal ponsel penumpang, apalagi dalam jumlah banyak, berpotensi mengganggu radio pilot. Tunggulah hingga kau masuk gedung bandara untuk menyalakan ponsel, ibarat yang selalu ditegaskan para petugas di pesawat. Kalau ada hal darurat mungkin beda, ya. Tapi, kalau sekadar posting IG Story atau konfirmasi penjemput di bandara, kayaknya bukan hal darurat, deh. 

-       Untuk apa buru-buru berdiri kalau pintu pesawat belum dibuka?
Ketika pesawat sudah mendarat dan berhenti, seringkali para penumpang pribadi heboh berdiri, mengambil tas/koper mereka di kompartemen atas, kemudian berdiri di gang seperti sudah akan pribadi turun dari pesawat. Padahal, pintu pesawat dibuka saja belum. Kenapa sih nggak pada duduk hening saja, kemudian berdiri, ambil tas, dan pribadi jalan keluar pesawat kalau memang pintu sudah dibuka? Apa jangan-jangan mereka pikir dengan berdiri di gang, lantas pintu pesawat akan otomatis terbuka?

-       Di shuttle bus, menyebarlah ke daerah duduk.
Sebenarnya ini dapat berlaku untuk sebelum naik ke pesawat juga. Shuttle bus yang dipakai untuk mengantarkan penumpang ke/dari pesawat biasanya menyediakan kursi menyamping di pecahan depan dan belakang. Enak kan, ya, naik bus sambil duduk? Tapi kenyataannya, banyak sekali orang yang suka berdiri saja di pecahan tengah, bersahabat pintu masuk bus yang lebar itu. Yah, hak orang sih untuk lebih suka berdiri daripada duduk. Mungkin juga kakinya masih sangat kuat. Tapi, kalau yang duluan naik bus pada berdiri memenuhi pecahan tengah bus, kemudian penumpang-penumpang berikutnya kan jadi susah untuk masuk bus. Mereka harus melewati para penumpang yang berdiri umpel-umpelan di pecahan tengah untuk dapat duduk di pecahan depan atau belakang. Sungguh, saya nggak mengerti dengan logika dan keegoisan orang-orang yang hobi menghalangi jalan orang lain di shuttle bus ini.

Tertib naik pesawat, berarti tertib pula naik shuttle bus. 


Sekianlah beberapa keluhan sekaligus himbauan saya bagi para penumpang pesawat. Kalau ada yang mau kau tambahkan, silakan. Atau, kalau ternyata poin saya ada yang salah, silakan koreksi, ya.


Hobi sketching dapat sangat membantu semoga nggak bosan menunggu pesawat (apalagi yang delayed).





Tidak ada komentar