Ads

Ads
Menu
Travel Agent Penyedia Info Wisata

Red Dot Design Museum Untuk Pencinta Desain

Singapura selalu menarik dengan museum-museumnya. Bukan cuma dibentuk dengan baik, tema museumnya pun beragam. Dari yang standar menyerupai tema sejarah dan budaya, sampai tema yang lebih ‘pop’ menyerupai museum mainan. Dalam trip simpulan pekan kemarin, aku berkunjung ke Red Dot Design Museum. Dari namanya, dapat tebak ini museum apa?



Red Dot Design Museum memajang banyak sekali desain produk, desain komunikasi, dan desain konsep dari seluruh dunia. Banyak dari desain ini telah memenangkan Red Dot Award dari banyak sekali kategori, pertolongan dari sebuah forum desain internasional yang berbasis di Jerman. Beberapa desain yang dipajang di sana antara lain poster bertema lingkungan hidup, alat pemanggang sekaligus nakas dan perapian lengkap dengan cerobongnya, mikrofon tahan air untuk bernyanyi sambil mandi, dan alarm anti maling berupa alat menyerupai boneka anjing kecil dengan sensor yang membuatnya menyalak jika ada gerakan di dekatnya.

Satu lagi pola desain di museum ini yang menciptakan aku terperangah: produk-produk Tupperware. Produk obsesi ibu-ibu yang sering bikin mereka ngomel jika anak atau suaminya lupa bawa pulang kotak makannya ini, ternyata sering memenangkan Red Dot Award!
Masuk akal. Ibu-ibu mengasihi sekali Tupperware alasannya ialah memang fungsinya yang praktis, dan fungsi menyerupai itu nggak luput dari fatwa konsep desain yang cermat dan canggih. Plus warna-warninya pun menggoda.

Benar apa yang dosen aku dulu bilang, bahwa desain nggak lepas dari sains dan teknologi. Sebaliknya, biar sains dan teknologi lebih terpakai oleh manusia, dibutuhkan konsep desain yang baik.

Berbagai desain inovatif di dalam museum.

Mau barbecue? Pakai yang kiri. Hasil oven dapat dihidangkan di meja kanan. Mau menghangatkan ruangan? Telungkupkan yang kanan (tanpa permukaan kayu) ke yang kiri, jadilah perapian dengan cerobong asap.
Tupperware, kotak bekal kesayangan kita semua.
Taking singing in the shower to the next level.
Di bab desain untuk keamanan, ada video display yang memeragakan fungsi anjing alam.
Poster-poster yang keterangannya seharusnya dapat dipasang lebih baik biar lebih muda dibaca. 


Ruang bazar Red Dot Design Museum sarat akan hal-hal inovatif dan estetis. Gedungnya pun nggak kalah atraktif, dengan gaya arsitektur kolonial Inggris yang dibangun di tahun 1928 dan dicat merah. Hampir nggak mungkin deh nggak berfoto di situ, apalagi jika kau penyuka warna cerah!

Pintu masuknya punya konsep cerdas. Bukan bentuknya yang gimana-gimana, tapi pintu masuknya itu berada di dalam Design Museum Shop alias gift shop. Jadi, untuk kau yang mau masuk ke museum, otomatis melihat-lihat dulu produk-produk yang dipajang di toko. Kemungkinan besar kau akan belanja alasannya ialah produk-produknya bukan suvenir biasa! Semuanya punya desain bagus, sebagian sudah bermerek populer menyerupai tas Freitag dari Swiss.

Di toko ini ada pula dompet tanpa jahitan yang hanya mengandalkan sistem kait, ada buku catatan dengan selipan kamus Singlish, ada kaos yang bab depannya dapat ditulis dengan kapur sesuai kemauan kita dan akan hilang tulisannya ketika dicuci (jadi tiap pakai kaos itu tulisannya dapat beda-beda), dan ada payung asimetris yang didesain untuk bertahan dari terpaan angin super kencang (dibuktikan dengan percobaan ilmiah di video yang ditampilkan di sebuah tablet; display-nya saja sudah canggih!).

Apakah aku belanja di toko ini? Tentu tidak, alasannya ialah harga produknya relatif mahal buat saya, tiket pesawat pun nggak disertai bagasi. Tapi sungguh, aku senang sekali melihat produk-produk yang didesain dan ditata dengan baik. Saya melihat ada hati di balik pembuatannya.


Oh Rains backpack, how I love you so!

Menggoda, tapi harga-harga Freitag dan Rains JAUH lebih mahal di sini daripada di website resminya.

Cantik dan berwibawa, ya!


Info lain seputar Red Dot Design Museum:

-       HTM S$8/orang, S$4/pelajar, anak kecil, dan manula.
-       Buka tiap hari, jam 11.00-20.00 kecuali ada program tertentu.
-       Alamat: 28 Maxwell Road, Red Dot Traffic Building.
-       MRT terdekat Tanjong Pagar, keluar di Exit B.

-       Download app Design District untuk panduan di sekitar museum (saya sudah download dan dapat buka app-nya pas di Jakarta, tapi pas di museum malah error).
-       Berada di area Tanjong Pagar yang mempunyai banyak gedung heritage yang ditempati kafe, restoran, dan toko-toko posh.
-       Tiap Jumat pertama tiap bulan mereka mengadakan MAAD (Market of Artists And Designers), gratis, tapi aku belum tahu di mana lokasi persisnya.

Keluar dari museum, jalan-jalan di Tanjong Pagar.


 * Masih mengejar ketinggalan 28 Days Blogging Challenge. Tema hari ke-20 ialah destinasi.

Tidak ada komentar