- Masyarakat Suku Sasak Lombok masih terus menjaga rasa kearifan lokal sebagai bentuk mempertahankan tradisi dan budaya yang masih kental di masyarakat. Salah satu istilah yang sering dipakai ialah kata-kata "Tabeq Walar".
Istilah "Tabeq Walar" secara bahasa diartikan sebagai bentuk tatanan bahasa halus yang berarti "Permisi". Masyarakat Suku Sasak kebanyakan di daerah-daerah lombok selalu memakai bahasa ini sebagai bentuk refrentasi menghormati masyarakat lainnya.
Tabeq Walar secara perbuatan yaitu mengucapkan kata-kata "tabeq" dikala seseorang melintas di depan orang lain, hal ini menunjukkan bahwa tata krama masih dijunjung tinggi, tidak perduli apakah yang dilewati orang lebih bau tanah ataupun masih muda, alasannya kata-kata "tabeq" itu sendiri mengandung kata-kata yang universal di semua kalangan masyarakat lombok.
Masyarakat suku sasak yang notabenenya ialah masih memegang aturan-aturan maupun dogma-dogma leluhur yang bersumber dari kearifan budaya dan masih bersumber dari anutan Islam selalu menekankan bahwa perbuatan mengucapkan kata-kata "Tabeq" seyogyanya selalu dibudayakan semenjak dini dan turun temurun.
Perbuatan ini mengandung salah satu unsur penghormatan kepada orang lain, sehingga jika tidak melaksanakan "Tabeq" sanggup dipastikan akan di klaim oleh masyarakat sebagai tindakan yang maaf "kurang ajar", tidak sopan dan menyalahi hukum yang sudah dijalankan oleh masyarakat suku sasak lombok.
Kegiatan melaksanakan kata-kata dan perbuatan "Tabeq" sudah menjadi keseharian masyarakat suku sasak secara umum mulai dari ujung Kota Mataram hingga ujung Kabupaten Lombok Timur, dan biasanya acara ini memakai ajudan yang di lajurkan sambil adakala membungkukkan tubuh untuk sekedar lewat di depan orang lain sembari mengucapakan kata-kata "Tabeq Nyodok Liwat" artinya "permisi numpang lewat".
Sumber http://catatanlombok.blogspot.com
Bentuk "Tabeq" Suku Sasak Lombok |
Tabeq Walar secara perbuatan yaitu mengucapkan kata-kata "tabeq" dikala seseorang melintas di depan orang lain, hal ini menunjukkan bahwa tata krama masih dijunjung tinggi, tidak perduli apakah yang dilewati orang lebih bau tanah ataupun masih muda, alasannya kata-kata "tabeq" itu sendiri mengandung kata-kata yang universal di semua kalangan masyarakat lombok.
Masyarakat suku sasak yang notabenenya ialah masih memegang aturan-aturan maupun dogma-dogma leluhur yang bersumber dari kearifan budaya dan masih bersumber dari anutan Islam selalu menekankan bahwa perbuatan mengucapkan kata-kata "Tabeq" seyogyanya selalu dibudayakan semenjak dini dan turun temurun.
Perbuatan ini mengandung salah satu unsur penghormatan kepada orang lain, sehingga jika tidak melaksanakan "Tabeq" sanggup dipastikan akan di klaim oleh masyarakat sebagai tindakan yang maaf "kurang ajar", tidak sopan dan menyalahi hukum yang sudah dijalankan oleh masyarakat suku sasak lombok.
Kegiatan melaksanakan kata-kata dan perbuatan "Tabeq" sudah menjadi keseharian masyarakat suku sasak secara umum mulai dari ujung Kota Mataram hingga ujung Kabupaten Lombok Timur, dan biasanya acara ini memakai ajudan yang di lajurkan sambil adakala membungkukkan tubuh untuk sekedar lewat di depan orang lain sembari mengucapakan kata-kata "Tabeq Nyodok Liwat" artinya "permisi numpang lewat".
Tidak ada komentar