Home sweet home...Fyuh, saya gres aja pulang dari Diklat Bendahara di Malang, and It’s been so fun. Seminggu ngga masuk kantor rasanya benar-benar menyenangkan dan emejing.
Begitu sanggup undangan diklat, saya excited banget. Well, bukan karna pengen banget jadi bendahara, tapi alasannya ialah sanggup kesempatan buat ‘liburan’ sejenak dari rutinintas kerjaan di kantor. Diklat ini diselenggarakan di Balai Diklat Keuangan Malang, dari tanggal 16 hingga 20 Januari kemarin. Pesertanya 30 orang, dari banyak sekali kantor pajak di Jawa Timur & Jawa Tengah. Yang paling jauh kemarin ada temen saya dari Tegal. Nah, selama 5 hari ini, kami diberi materi dan training wacana bagaimana jadi bendahara yang baik dan benar, which sebenernya memang lebih sesuai dengan jurusan kuliah yang saya ambil dulu.
Anyway, saya ngga akan bahas terlalu detail wacana materi atau pelajaran, alasannya ialah ya gitu-gitu aja dan it was pretty much boring. Makara mungkin saya akan meng-highlight kehidupan perdilklatan aja ya, hehe...
Saya tiba di lokasi sekitar pukul 16.00 hari Minggu, 15 Januari. Dan menyerupai diklat-dklat sebelumnya, akseptor sudah dibolehkan masuk asrama pada sore hari H-1. Saya bersyukur diklat kali ini diasramakan sehingga saya nggak perlu keluar modal buat cari kosan (ngahaha), ya meskipun itu berati akan ada serangkaian peraturan yang harus saya taati. But I’m fine with that. Setibanya di gerbang, saya lihat suasana sekitar sudah sepi. Mungkin para akseptor banyak yang belum datang. Makara saya eksklusif menuju ke pos satpam buat tanya-tanya. Dan ternyata benar saja, dari daftar nama yang ada di pak security, hampir separuh akseptor diklat belum hadir. Saya kemudian dikasih kunci kamar D.2-13 dan eksklusif cuss ke kamar.
Begitu masuk kamar, wew, I was pretty impressed. Ruangannya cukup lega, bersih, rapi, dan nyaman. Ada dua kasur springbed, yang berati saya akan punya roommate. Terus ada lemari besar which has a mirror on it, meja mencar ilmu (yang ngga bakal kepake buat belajar), rak sepatu, dan bahkan ada TV juga. Satu hal yang menyenangkan juga, ternyata kita diberi seperangkat alat mandi mulai dari sikat gigi, pasta gigi, sabun, sampo, handuk, dan sepasang sendal jepit. Nice. Tau gitu saya ngga bawa toiletries dari rumah. Oiya, kamar mandinya juga lumayan. Ada air panas, meskipun butuh waktu usang buat ‘masak’nya, dan flush di toilet juga rusak. Overall, our room was good. J
Hal pertama yang saya lakukan tentu saja mandi, terus unpacking baju-baju. Seperti biasa, saya bawa carrier kesayangan saya dan kali ini saya memutuskan untuk tidak membawa tas tambahan, alasannya ialah mencar ilmu dari pengalaman diklat lalu, kita insyaAlloh akan dikasih tas gres (yeay) jadi saya ngga mau nanti pulang ngegembol tas banyak-banyak.
Next, hari pertama diklat, menyerupai biasa diawali pembukaan dari penyelenggara. Dan ternyata kami ngga diklat sendirian, alasannya ialah selain diklat bendahara, di waktu yang sama ada juga diklat penyuluh perpajakan which banyak juga kenalan saya yang ikut. Habis pembukaan, kami eksklusif masuk kelas, dan benar saja kami eksklusif dibagiin tas, beserta isinya, which of course, buku-buku pelajaran. Heft.
Pelajaran pertama kami waktu itu wacana Uang Persediaan. Sedikit pusying juga karna masih sangat-sangat awam. Tapi untungnya, roommate saya, si @fendy.prima udah menjabat sebagai bendahara di kantornya so yah I learn the majority of the stuff from him. Satu hal yang saya sadari sehabis mengikuti diklat/materi-materi ini, ternyata sebenernya kiprah bendahara itu ngga berat-berat amat KALAU semua hal mengikutin peraturan. Bendahara cuman tinggal cairin duit aja, sementara yang bikin sebagian besar berkas-berkasnya ialah si pejabat-pejabat di kantor (called as Pejabat Pembuat Komitmen and/or Kuasa Pengguna Anggaran). Tapi di kenyataannya, yah, semuanya yang bikin ya bendahara. Bikin permohonan-permohonan sendiri, cair-cair-in sendiri. Sementara ‘mereka’ tinggal tanda tangan aja dan terima beres. That sucks.
Anyway, sehabis lelah belajar, kami ada istirahat coffee break dan siang harinya kami istirahat makan siang. Makara total sehari kami sanggup makan besar 3 kali dan snack 2 kali. All the food was good. Pas coffee break, kami disediakan banyak sekali macam minuman sachet, sebagian besar ya kopi-kopi-an, sementara masakan kecilnya bermacam-macam dari kue-kue basah, gorengan, hingga yang paling ultimate ada bakso, lontong kikil, siomay, & mie ayam. Yum. Untuk makan besarnya juga menunya beragam. Kami makan pagi/siang/malam di ruang makan di lantai satu asrama, yang muat pas banget buat 30 orang. Per meja sanggup diisi 6 orang (kalo ngga salah). Menu favorit saya waktu itu pas sarapan pagi dapet nasi uduk, terus dapet roti + susu (my favorite), terus pas makan malam menunya lalapan lele dan makannya muluk (pakai tangan). :D
Hari-hari berikutnya, kegiatan ya masih sama-sama aja. Setiap pagi sebelum beraktivitas, kita wajib mengikuti pembentukan abjad yang dipimpin oleh instruktur dari Paskhas. Sedikit mengingatkan saya akan diklat dengan Kopassus yes. Tapi kali ini jauh lebih santai, mungkin alasannya ialah pelatihnya melihat akseptor diklat yang berasal dari banyak sekali latar usia. Kan kesian juga kalo bu-ibu disuruh push-up atau sit-up puluhan kali. Sebenernya pembentukan abjad ini isinya senam aja sih. Tapi ya senam ala-ala militer, bukan yang pakai musik-musik gitu. Sempet juga latihan PBB sebentar. Dan sehabis senam, mandi, sarapan, kami harus apel pagi di lapangan.
Kembali ke kelas, alasannya ialah waktu diklat yang cukup singkat. Terlalu singkat bahkan berdasarkan saya. Makara setiap materi diberikan dengan kecepatan tinggi. Tak pelak menciptakan saya sering nge-blank dan hasilnya ngantuk di kelas. Pengajarnya juga macam-macam karakternya. Ada yang, yah, tipe penceramah, ada yang eksentrik dan heboh sendiri, dan yang paling memorable buat saya ialah pengajar materi Pembukuan (which I think materi yang paling berat). Beliau sudah sepuh tapi tetap semangat. Dan kesempatan itu katanya ialah momen terakhir dia jadi pengajar alasannya ialah akan pensiun. Thanks, Sir, and to all of our teachers.
Malam hari, biasanya kami isi dengan belajar. Preett... :D As much as I wanted to study, tapi tetep aja males. Karna sebenernya mencar ilmu atau ngga belajar, kita udah “dijamin” buat lulus sebenernya. Dilihat dari proporsi penilaiannya aja, 20% dari pembentukan abjad (yang berati kita senam-senam aja udah dapet nilai 20), 60% dari acara kelas (jadi kita masuk kelas aja, ngga ngapa-ngapain, udah dapet 60), dan 20% sisanya dari ujian. See? Kita belum ujian aja udah dapet nilai 80, wkwk... Tapi ya, di beberapa kesempatan kita tetep mencar ilmu kok. Spot favorit kita ada fitness corner di lantai 2 asrama. Awalnya sih belajar, tapi ujung-ujungnya (dan yang paling memakan waktu lama) malah mengobrol, bercanda, dan bergunjing. Bhay.
Satu acara lain yang saya favoritkan di BDK ini adalah... fish therapy. Yup, Balai Diklat Malang menyedian satu tempat, which is tentu saja kolam, untuk terapi ikan. Kecil sih, jadi ngga sanggup muat banyak orang. Tapi bawah umur jarang ada yang coba terapi ini. Biasanya saya ke kolam ikannya habis makan malem. Saya sebenernya ngga paham ya cara kerja fish therapy ini gimana. Apakah ikan-ikan itu makan kulit mati, atau sesuatu yang lain di kaki kita. Saya juga ngga tau ikan-ikan di kolam itu jenisnya apa. Apakah emang ikan buat fish therapy atau ikan biasa. Tapi yang terang fish therapy ini sanggup bikin senang alasannya ialah kita sanggup tertawa lepas, alasannya ialah kegelian. Haha.. Mungkin di sini nilai terapinya ya. Sensasi telapak kaki yang dicipok-cipok dan disedot-sedot ikan itu sugguh luar biasa. Luar biasa menggelikan. Sekuat tenaga saya nahan kaki di dalam air sambil ketawa ngga berhenti-berhenti. Tipsnya, yang penting jangan menciptakan gerakan mendadak, agar ikan-ikan itu tetap berkumpul dan betah di kaki kita.
Tanpa terasa, 5 hari yang singkat itu pun telah kami lalui. Setelah ujian di hari terakhir, Jumat 20 Januari, sore harinya kami ada program penutupan dari penyelenggara. Hmm.. Inilah momen yang paling saya benci. Perpisahan. Meskipun singkat, tapi paling tidak, saya sudah mengenal dan menerima kawan-kawan gres di sini. Keseluruhan diklat ini pun jadi pengalaman (sekaligus liburan) yang sangat menyenangkan buat saya. Bisa kembali mencicipi jadi siswa/anak kuliahan, tanpa harus terbebani kerjaan-kerjaan di kantor, it feels amazing. Makara pengen jadi siswa terus. Tapi tetep dibayar, wkwk...
Saya juga berterimakasih kepada seluruh penyelenggara dan pengajar atas segala akomodasi dan ilmu yang diberikan. And especially, kepada seluruh rekan-rekan akseptor Diklat Bendahara Angkatan I Tahun 2017, I love you all. Terima kasih buat semuanya, canda tawanya, kebersamaannya. Semoga kita semua diberikan kesuksesan dan dipertemukan kembali di kesempatan lain dengan keadaan yang jauh lebih baik. Amin
Thanks-List:
All of the students of Diklat Bendahara Pengeluaran APBN Angkatan I 2017, for the fun 'holiday'
All of the teachers and staff of Balai Diklat Keuangan Malang for everything
Photographers, for the pics
Photographers, for the pics
YOU, for reading this! :)
Sumber http://ferydyan.blogspot.com
Tidak ada komentar