Ads

Ads
Menu
Travel Agent Penyedia Info Wisata

Lampung Escape [Ep. 04, End]: Rough Way To Home

Sabtu, 15 April, hari terakhir kami di Pahawang, sekaligus hari terakhir saya di Lampung. I’m so excited karna sudah kangen rumah, sehabis hampir seminggu melanglang-buana


Kami berdiri pagi-pagi sekali sehabis semaleman tepar. Sehabis sholat Shubuh, betapa terkejutnya kami alasannya baju, celana, handuk, yang kami jemur sehari sebelumnya berair kuyup. Ternyata oh ternyata, semalem hujan turun tidak mengecewakan deras. Heff. Saya kok ngga denger sama sekali ya, haha.. Dan yang tau bila semalem hujan pun cuman satu orang temen. Kayanya kami tidurnya pada nyenyak banget ya. Anyway, sehabis sarapan dan (masih nyempetin) main kartu, kami packing semua barang bawaan, alasannya kami akan pribadi check out. Sebenernya kami masih mau ke satu spot snorkeling lagi, dan awalnya, kami kira siang harinya bakal balik lagi ke penginapan. Tapi ternyata, kami nanti pribadi balik ke Ketapang dan bersih-bersih disana.


Our homestay

We're ready to depart

Weigh anchor!

Sekitar pukul 08.00, kami siap meninggalkan dermaga Pulau Pahawang Besar. Seeya next time, island! Kapal kami pun bergerak menuju spot snorkeling hari itu, yakni di sekitar Pulau Kelagian. Alhamdulillah, cuaca cerah pagi itu. Cerah banget malah. Namun sayang, akhir hujan semalam, air lautnya jadi keruh. Kami terancam tidak sanggup snorkeling. Hmm... Dan benar saja, sesampainya di Pulau Kelagian, kondisi perairan sekitar masih saja keruh. Bahkan beberapa petugas terlihat membersihkan sampah-sampah di tepian pantai. That’s unfortunate. Tapi yah, mau gimana lagi, namanya keadaan alam, kita ngga sanggup memprediksi.

Kelagian Island

Let’s just take the positive side. Kita masih sanggup jalan-jalan keliling pulau. Di salah satu sudut pulau, sebenernya ada ayunan yang sanggup kita pakai buat foto. Tapi berhubung air lagi pasang, ayunannya tenggelem. Beberapa wisatawan ada yang nekat nyoba foto, dan pas duduk di ayunan, ternyata airnya sampe ke leher, wkwkwk.. Thats ridiculous, haha.. Akhirnya, kami santai-santai aja di bersahabat pantai, sambil minum kelapa muda. Sambil poto-poto juga.

Chillin' out

Around the island, and the "ridiculous" people, hha..

Ngga jadi snorkeling, weks

Menjelang siang, kami menyudahi aktivitas kami dan bergerak menuju ke titik awal perjalanan, yakni dermaga Ketapang. Ah.. that was a wonderful trip. Saya akan merindukan pemandangan alam Pahawang yang menakjubkan, baik di atas air maupun bawah airnya,  dan tentu saja, all of my travelmates yang sangat baik, asik, dan mau bergaul dengan saya yang sendirian itu di tengah ke-couple-an mereka (apasih). Pokoke, maturnuwun gaes.. :D

Port of Ketapang again...

Sesampainya di Ketapang, kami pribadi menuju “gudang” alat-alat snorkeling buat mengembalikan semua peralatan yang kami sewa. Di sana juga kebetulan ada beberapa kamar mandi, jadi kami sekalian bersih-bersih. Sembari nunggu giliran, saya sama bawah umur tukeran nomor kontak, agar sanggup terus silaturrahmi. Namun di dikala itulah, saya menyadari bila kejadian naas sedang menimpa saya!

Saya berniat ngeluarin HP dari tas saya. Cuman sehabis saya bongkar-bongkar semua isi tas, kok ngga ketemu juga!  Halah, jangan-jangan ketinggalan di kamar penginepan. Damn it! Saya minta tolong temen buat misscall, cuman dari tetep ngga ada gejala keberadaan HP saya. Terakhir emang lagi saya charge di penginepan. Tapi udah saya cabut, lha wong charger-nya aja kebawa. Cuman kenapa HP-nya ngga ada? Apa ketinggalan di kasur, terus saya ngga keliatan? Hadeeh..

Saya coba lapor ke guide kami, mas Boban. Dia kemudian menghubungin pihak penginapan, siapa tau nemu HP di kamar. Tapi udah nggak memungkinkan bila kami harus ke Pahawang lagi, terus balik lagi ke Ketapang, alasannya ongkos buat sewa kapalnya aja tidak mengecewakan mahal. Dan agenda mereka juga padat. Alhasil, saya hanya sanggup mencoba untuk mengikhlaskan. Hemhh.. Sebenernya harga HP-nya ngga seberapa ya, cuman nomor telepon dan data-data yang ada di dalamnya yang jauh lebih penting. Tapi ya, sekali lagi, ngga ada yang sanggup saya lakuin, selain berharap (walaupun ngga banyak) agar HP-nya sanggup kembali.

Move on, kami kemudian bergerak meninggalkan Ketapang dan mampir di tempat beli oleh-oleh. Saya sih udah beli ya pas di Bandar Lampung, jadi cuman beli sedikit lagi buat tambah-tambah. Kemudian, kami pribadi cus ke Pelabuhan Bakauheni dan datang di sana sekitar pukul 15.00. Kami lantas beli tiket ke Pelabuhan Merak seharga Rp13.000 (murah ya ternyata), dan selain sanggup tiket yang kertas, kita dikasih kartu kanal (yang nanti digunakan buat ngelewatin portal sebelum boarding). Sekitar pukul 16.00, kami semua naik ke kapal and off we go back to Java. Woohoo... I was sooo excited, alasannya itu pertama kalinya saya nyeberang dari Bakau ke Merak.

Awalnya, saya kita kapal yang bakal kita tumpangi, yah, kapal feri biasa (kayak penyeberangan Banyuwangi—Bali). Tapi ternyata, begitu masuk, WOW, elok banget kapalnya! Saya lupa nama kapalnya apa, tapi yang jelas, interiornya elok banget, bersih, nyaman, dan terkesan mewah. Ada kafenya, ada ruang private, ada ruang bermain anak, dan yang kami favoritkan, ruang buat lesehan yang yummy banget. Langsung lah kami jejerin tas dan goler-goler disana, like, we owned the place! Haha.. Dan waktu itu, ngga ada kelas ekonomi atau eksekutif, jadi terserah kita mau duduk dimana.

Inside the ferry

Habis istirahat bentar, saya jalan-jalan keliling kapal. Lumayan gede juga, hingga karenanya saya sampe di dek teratas, dan dari sana, saya sanggup melihat sekeliling dengan leluasa. Perlahan, kami meninggalkan dermaga Pelabuhan Bakauheni. Dari sana, saya sanggup melihat salah satu ikon Lampung, yaitu Menara Siger. Saya sempet ke tempat itu waktu nginep di Bakau, cuman sayang, waktu itu ia udah tutup. Yah, semoga suatu dikala saya sanggup kembali ke sana dan meng-explore tempat-tempat yang belum saya kunjungin. For that moment, biarkan saya menikmati pemandangan bahari senja dari atas kapal. The sea always successfully hypnotizes me

The Siger Building

Seeya Lampung...

Sekitar pukul 19.00/20.00, kapal kami bersandar di Pelabuhan Merak. Alhamdulillah, kami datang kembali di Pulau Jawa dengan selamat. Dan dikala itu yakni saatnya kami berpisah. Saatnya kami kembali ke kehidupan masing-masing. Pertama, kami berpisah sama mas Boban di pelabuhan, terus kami jalan bareng hingga ke terminal, dan di sanalah saya berpisah sama anak-anak. Saya berencana pribadi ke Bandara Soekarno-Hatta dan bermalam disana (saya udah booking penerbangan pukul 04.10 ke Surabaya).

Port of Merak, Banten

Sebenernya, ada Bus Damri yang pribadi jalan dari Merak ke Bandara Soetta. Tapi mungkin alasannya kemaleman, mereka udah ngga ada. Kami sempet nanya ke “calo” bus yang ada disana, tapi mereka berusaha screwed us dengan bilang kalo kita sanggup ke Kampung Rambutan dulu. Wtf dude! Ngapain jauh-jauh ke Jakarta lagi, orang Bandaranya deket Tangerang. Screw you bitch! Akhirnya, saya join sama temen saya, @ahmadfaisal18 & @amelia_mila, naik Bus Arimbi dan turun di pool Damri di tempat Cilegon Timur (thanks Faisal for this information), sementara mereka lanjut hingga Jakarta.

Sesampainya di pool, saya ngeliat ada satu bus Damri yang nangkring disana. OH YES! Tapi begitu saya tanya, bapak petugasnya bilang bila bus itu mau ke Merak. OH NO! Ternyata, bus terakhir jurusan Bandara berangkat pukul 20.00 dari pool. Heff, sial. Si bapak petugas nawarin saya buat ikut ke Merak (lagi) dan naik bus pertama ke Bandara esok hari pukul 01.00, atau saya sanggup naik bus lain dan gonta-ganti hingga ke bandara. Duh, males banget malem-malem gini. Alhasil, saya ikutin saran bapaknya dan ikut bus Damri tersebut kembali LAGI ke Merak (dengan gratis, alhamdulillah). What a day! Saya numpang tidur di pool Damri Merak (lokasinya di sebelah kiri sehabis keluar pelabuhan, deket kantor polisi). Dan untungnya, di deket pelabuhan situ ada warnet jadi saya sanggup nge-print tiket buat besoknya.

Dan begitulah, keesokan harinya, saya terbang kembali ke rumah dengan selamat (kecuali HP-nya, wkwk...). Alhamdulillah. Perjalanan saya ke Lampung waktu itu bener-bener berkesan. Banyak pengalaman baru, ketemu temen-temen baru, dan tentu saya menerima banyak pelajaran baru. Tapi apapun itu, saya bersyukur atas segala sesuatu yang saya alami along the way. Yang baik, maupun yang sedikit-kurang-baik. Dan yang namanya bepergian, kita ngga sanggup memprediksi apa yang bakal terjadi, atau apa yang bakal kita temuin di jalan. Tapi, itulah yang menciptakan traveling jadi menarik, kan? J



Sekian, Terima Kasih

Btw, ada yang udah pernah ke Pahawang atau Lampung juga? Share your story on comments ya... 



Thanks-List:
funtripstour.com, for the Pahawang trip, that was fun tho
my travelmate: @amelia_mila, @ahmadfaisal18, @devi_avrilia, @aluel_the_champion@shintaratnaningtyas, @adityawijayap, @tarissaruby & mas Haris, for such an unforgettable journey, loveya
YOU, for reading this! :)

Sumber http://ferydyan.blogspot.com

Tidak ada komentar