Sungguh disayangkan pabila ada hari kejepit, namun tidak dimanfaatkan untuk berlibur, ya kan? Seperti pada tanggal 22 September lalu, sehari sehabis tanggal merah Tahun Baru Islam, saya balasannya ambil cuti. Lagi. And this time, I’m so excited sebab saya mau naik gunung lagi. Yey!
Tujuan saya kali ini yaitu salah satu gunung legendaris di Indonesia. Gunung yang letusannya pada 200 tahun kemudian menjadi salah satu erupsi terdahsyat selama 10.000 tahun terakhir!
Yup, it’s Mt. Tambora!
Dan semakin bersemangat kerana saya akan ditemani my crazy friends from college @dentajaya & @yuanggafp.
So, here where our story begins...
Sebenernya si @dentajaya ngajak saya cuti dari hari Senin, 18 Oktober, buat nemenin beliau jalan di Nusa Penida, sebelum ke Tambora. Namun kerana ada kerjaan yang tidak sanggup ditinggal, saya balasannya (terpaksa) gres sanggup cuti hari Rabu, 20 September. Kami janjian ketemu di Bali (sama si @yuanggafp juga yang berangkat dari Jakarta), dan terbang bareng ke Bima, Nusa Tenggara Barat, hari Kamis, 21 September.
Rabu, 20 September 2017. Saya datang di Denpasar, Bali, (tepatnya di kawasan Renon) sekitar Shubuh, sehabis 9 jam perjalanan naik travel dari Jember. Saya punya waktu sehari semalam sebelum berangkat ke Bima, NTB, esok harinya, so kenapa ngga dimanfaatkan untuk jalan-jalan di Bali ya kan? Jadi, saya memutuskan mengunjungi salah satu tempat bersejarah di Pulau Dewata ini, yakni Monumen Bajra Sandhi, yang ada di Lapangan Niti Mandala Renon.
Sebelumnya, saya ngga pernah tau ataupun mendengar wacana monumen ini. Saya gres tau sehabis tempat ini dijadikan lokasi pit stop di program The Amazing Race Season 28. Jadi, saya ingin tau untuk melihat secara langsung.
Sayang, ketika saya hingga di sana, monumennya belum buka, jadi saya menghabiskan waktu dulu jalan-jalan di keliling Lapangan Niti Mandala.
Lapangan seluas ±13,8 hektar ini berada sempurna di jantung kota Denpasar, dan sepertinya menjadi tempat favorit warga sekitar untuk jogging, main sepakbola, voli, kuliner, atau sekedar basuh mata. Seperti pagi itu juga, banyak anak sekolah yang berolahraga di sekitar lapangan ini. Dan untuk sejenak, perhatian mereka tertuju pada saya yang sedang jalan sendirian bawa gembolan carrier 60 liter kek anak ilang.
For your info, Lapangan Niti Mandala ini yaitu lokasi terjadinya Perang Puputan yang populer itu.
Pukul 08.00, Monumen Bajra Sandhi pun dibuka dan para pengunjung (yang hari itu kebanyakan belum dewasa SD) berduyun-duyun masuk ke bangunan utama. Tiket masuk untuk wisatawan domestik dibanderol Rp25.000,00.
Di area monumen ini ada juga Museum 3D “I Am Bali”, tapi saya ngga kesana, sebab yang namanya Museum 3D, highlight-nya yaitu foto 3D sementara saya cuman seorang diri waktu itu. So I skipped it.
Kembali ke Bajra Sandhi, dari luar saja, tempat ini terlihat sangat cantik, bersih, rapih, dengan arsitektur khas Bali. Monumen seluas 4.900 m² ini, mempunyai 17 buah anak tangga menuju pintu masuk, 8 buah Tiang Agung di tengah bangunan, serta mempunyai tinggi 45 meter. Kalau digabung: 17-8-45, tanggal kemerdekaan Republik Indonesia.
Pembangunan monumen ini digagas oleh Gubernur Bali ketika itu, Dr. Ida Bagus Mantra, pada tahun 1980. Kemudian tahun 1981, diadakan sayembara desain monumen yang dimenangkan oleh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Udayana, Ida Bagus Yadnya. Lalu dimulailah pembangunan pada tahun 1988, dan 13 tahun kemudian (tahun 2001) balasannya bangunan fisik monumen selesai. Peresmiannya dilaksanakan pada 14 Juni 2003 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.
Monumen ini dikenal juga dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat Bali (MPRB). Sementara untuk penamaan Bajra Sandhi sendiri berarti: genta (bajra) suci (sandhi), sebab bentuknya mirip genta yang dipakai oleh pendeta Hindu dalam persembahyangan. *cmiiw
Lets go guys! :)
Monumen ini mempunyai tiga lantai, yaitu lantai bawah (Nistaning Utama Mandala) yang berisi ruang informasi, ruang administrasi, ruang pameran, ruang perpustakaan, ruang souvenir, ruang rapat, dan toilet. Di tengah bangunan terdapat bak ikan dan diatasnya ada tangga spiral menuju lantai atas.
Di lantai dua/tengah (Madianing Utama Mandala), merupakan ruang diorama yang berisi diorama kehidupan masyarakat Bali semenjak zaman prasejarah, Bali kuno, hingga zaman merebut kemerdekaan RI. Total ada 33 diorama.
Di sini saya harus berdesakan sama belum dewasa SD sebab mereka berebut mencatat penjelasan-penjelasan yang ada di diorama tersebut.
Setelah menelusuri semua diorama, saya bergerak menuju lantai atas (Utamaning Utama Mandala) melalui tangga spiral di tengah bangunan. Agak seram juga ya tangga ini. Selain bikin pusing, harus hati-hati juga pas berpapasan sebab lebarnya sempit (?).
DI lantai teratas, ngga ada pajangan apa-apa sih. Hanya disini kita sanggup menikmati pemandangan kota Denpasar 360°, melalui jendela-jendela beling yang melingkari ruangan atas.
It was nice ya menunjungi monumen sekaligus museum Bajra Sandhi ini. Paling tidak, jadi menambah pengetahuan akan sejarah serta usaha masyarakat Bali.
Saya keluar museum sekitar pukul 10.00 and it was so freaking HOT outside. Saya balasannya pribadi ngGojek ke kawasan Kuta, tempat saya nginep. Tepatnya di Hotel Sapta Petala, yang saya booked via AiryRooms seharga Rp140.000-an permalam. Saya juga nyewa motor (Rp60.000/hari) buat jalan-jalan keliling Kuta & Legian—yang balasannya nyasar-nyasar juga kerana bingung.
Malemnya saya jemput @dentajaya di Denpasar. Ini orang emang agak ngzelin yha, saya udah di Kuta malah disuruh ke Denpasar lagi! Dan tengah malemnya, si @yuanggafp hingga juga di hotel (ini juga ngapain ambil flight malem-malem), dan kita tidur bertiga sekamar.
Tomorrow is the big day! So stay tune
NaraHubung:
Monumen Bajra Sandhi (Monumen Perjuangan Rakyat Bali)
Jalan Raya Puputan No. 142, Panjer, Denpasar Sel., Kota Denpasar, Bali 80234
Buka: 08.00-16.00 (Senin-Jumat), 09.00-16.00 (Sabtu), 10.00-18.00 (Minggu)
Telp: (0361) 264517, 082330272304
Sumber http://ferydyan.blogspot.com
Buka: 08.00-16.00 (Senin-Jumat), 09.00-16.00 (Sabtu), 10.00-18.00 (Minggu)
Telp: (0361) 264517, 082330272304
Tidak ada komentar