Sudahkah anda berkunjung ke Pulau Flores? Kalau sudah tentunya anda tidak akan sanggup melupakannya seumur hidup, ya alasannya pulau Flores ialah sepenggal nirwana yang diberikan Tuhan kepada bumi tercinta Indonesia.
Bagi anda yang belum pernah berkunjung ke Flores di benak anda mungkin hanya ada kemiskinan, gersang dan kesan ‘seram’ terhadap orang-orangnya. Benarkah flores miskin, gersang dan orang-orangnya seram? Jawabannya tidak! Flores tidak miskin,Flores dianugerahi tanah yang subur, SDA yang melimpah, dan keindahan alam tidak ada duanya di muka bumi. Orang-orang Flores seram? Jawabannya juga tidak, anda justru akan bertemu dengan orang-orang yang super ramah, penuh kekeluargaan dan humoris. Orang Flores tidak peduli anda datangnya dari mana, suku apa, agama apa, warna kulit dan bahasa apa, mereka akan menyambut anda dengan tangan terbuka, jujur dan apa adanya.
Di kawasan pedalaman, arak merupakan hasil penyulingan air pohon enau |
Selain memiliki destinasi wisata yang sudah populer diseluruh dunia menyerupai Pulau komodo, Danau Kelimutu, Liang Bua, Gua Kelelawar Riung, Teluk Maumere, wisata religi semana santa, wisata budaya kampung-kampung adat dan masih banyak lagi wisata yang menakjubkan di Pulau Flores. Flores juga memiliki kekayaan masakan yang tidak kalah dengan kawasan lain menyerupai ikan kuah asam, lawar atau urapan (Maumere), Tongkol asap kuah santan, ubi noubosi (Ende), Bubur Jagung, jagung titi (Flores Timur) dan masih banyak lagi. Satu lagi yang khas dari pulau Flores yang tidak akan anda temukan di tempat lain dan anda harus mencobanya ialah minuman tradisional yang terbuat dari pohon lontar dan enau. Dibanyak tempat di Pulau Flores minuman ini memiliki banyak sebutan menyerupai sopi, dewe, dan moke. Tetapi nama yang paling familiar dan menjadi ciri khas dari Pulau Flores ialah Moke. Moke tidak hanya sekedar minuman tetapi memiliki nilai kultural, ekonomi dan sosial yang tinggi. Moke ialah simbol adat, persaudaraan dan pergaulan bagi masyarakat Flores.
Di dataran rendah tuak dihasilkan dari hasil penyulingan air pohon lontar |
Moke merupakan minuman tradisional yang dibentuk dari hasil penyulingan buah dan bunga pohon lontar maupun enau, proses pembuatannya masih tradisional yang diwariskan secara turun temurun dan masih dilakukan hingga sekarang. Pembuatan moke dilakukan di kebun-kebun masyarakat dengan memakai wadah-wadah tradisional menyerupai periuk tanah untuk memasaknya. Pembuatan moke memerlukan keuletan, kesabaran dan keahlian khusus untuk menghasilkan minuman yang berkwalitas. Moke ada banyak sekali jenis mulai dari moke biasa, moke merah hingga moke dengan kandungan alkohol tertinggi. Khusus untuk moke yang kandungan alkoholnya tinggi masyarakat biasa menyebut ‘BM’ atau bakar menyala. Walaupun moke merupakan minuman yang beralkohol, untuk mendapatkannya sangat mudah, diberbagai sudut kota maupun di pelosok desa moke selalu tersedia.
Berbeda dengan minuman arak yang ada di Jawa yang sering dioplos dengan banyak sekali macam adonan supaya cepat mabuk, dalam menikmati moke masyarakat Flores lebih menyukai rasa original tanpa dioplos dengan adonan lain. Kalaupun ada mereka hanya menambahkan ginseng, anak rusa, akar-akaran dan paria untuk direndam dalam botol moke, efeknya bukan untuk cepat mabuk tetapi menambah kesegaran, vitalitas dan untuk kesehatan. Dengan minum moke dicampur ramuan tersebut walaupun sama-sama minuman beralkohol masyarakat di Flores lebih ‘beradab’ dibandingkan dengan penikmat minuman beralkohol di Jawa yang sanggup dijadikan sarana bunuh diri massal menyerupai kejadian tewasnya 19 orang di Madiun alasannya minuman cukrik, kejadian tersebut pertanda para peminum tidak mengerti ‘tata krama’ cara meminum yang baik. Di Flores anda tidak akan menemukan perkara menyerupai yang terjadi di Madiun.
Air hasil produksi dari pohon enau atau lontar selanjutnya disuling secara tradisional tanpa bahan-bahan kimiawi tambahan |
Rasanya yang berpengaruh dan baunya yang khas, mengakibatkan moke minuman paling nikmat di dunia. Nikmatnya bukan pada rasa tetapi cara minum, dengan siapa anda minum, dimana anda minum, dan dengan apa anda meminumnya, itulah kunci belakang layar moke menjadi minuman paling nikmat di dunia.
Rahasia pertama, dengan siapa anda minum? Moke akan sangat nikmat apabila diminum beramai-ramai (disebut melingkar) dengan cara ini anda akan menikmati moke dengan penuh rasa kekeluargaan, persaudaraan, keramahan khas orang Flores, dialog penuh kejujuran dan tentunya dengan humor-humor khasnya, dengan cara menyerupai ini dijamin anda tidak akan keluar dari lingkaran.
Tuak tak sanggup dipisahkan program adat orang Flores. Tuan pesta dipuji bukan karena enaknya masakan tetapi kenikmatan dan ketersediaan tuak |
Yang kedua dimana anda minum, moke tidak akan nikmat diminum di dalam rumah, gedung maupun ruangan. Anda akan menemukan sensasi ketika minum moke bersama di luar ruangan menyerupai dipinggir pantai dan di halaman rumah dibawah rindangnya pepohonan tentunya sambil melingkar.
Terakhir dengan apa anda meminumnya, moke juga tidak akan nikmat apabila hanya diminum saja tanpa ada pendorong atau cemilan, orang disini menyebutnya ‘lepeng’. Moke akan sangat nikmat dengan lepeng ikan kuah asam, ikan bakar, sop kambing, pisang bakar/rebus dan sambal lemon atau sambal tomat balik. Segarnya kuah ikan contohnya akan terasa ketika masuk di tenggorokan, kemudian disusul satu seloki moke yang diminum akan terasa hangat dibadan dan ditutup dengan pisang rebus dicocol dengan sambal lemon atau tomat balik dijamin keringat anda tidak akan berhenti menetes, sangat nikmat.
Sayangnya kenikmatan moke akhir-akhir ini diganggu dengan ulah oknum yang meminumnya dengan serampangan dan tidak bertanggungjawab, salah satu karenanya tingkat kecelakaan sangat tinggi terjadi di jalan raya jawaban mabuk moke. Selain itu pemerintah kawasan juga kurang mendukung keberadaan moke sebagai salah satu ‘aset’ daerah, Pemerintah Daerah justru mengeluarkan Peraturan Daerah wacana perizinan, pengawasan, dan pengendalian minuman beralkohol, Peraturan Daerah tersebut mendapat penolakan keras dari masyarakat.
Harusnya yang perlu dilakukan oleh pemerintah kawasan ialah dengan melegalkan moke dengan kadar tertentu, mendukung pelabelan, dan pembinaan kepada para pembuat moke untuk meningkatkan kwalitas alasannya moke sudah menjadi ikon Pulau Flores yang sudah dikenal oleh para wisatawan baik lokal maupun manca negara, sayangnya ketika meninggalkan Flores dan mencari oleh-oleh kita hanya akan mendapat tenun ikat dan sedikit makanan, moke belum sanggup masuk dalam daftar untuk dijadikan buah tangan, berbeda dengan arak Bali yang sudah sanggup kita masukkan dalam daftar oleh-oleh ketika mengunjungi pulau tersebut. Moke hanya sanggup jadi materi dongeng saja ketika kita kembali dari Flores tanpa sanggup membagikan rasa dan aromanya kepada saudara-saudara kita yang ada di luar Flores.
Sumber: Didik Fitrianto, www.minke.com
Tidak ada komentar