Ads

Ads
Menu
Travel Agent Penyedia Info Wisata

Objek - Bab Ke-2


Danau Kelimutu

Bersama Komodo, Danau Kelimutu sudah dikenal usang oleh wisatawan lokal dan manca negara. Danau ini berada di Gunung Kelimutu yang membentuk 3 kawah dengan warna air yang berbeda. Berada pada ketinggian 1.631 meter dpl dan terbentuk alasannya yaitu letusan gunung Kelimutu tahun 1886.

Dua kawah berada saling berdekatan dan tidak bisa serta tidak boleh untuk  dijangkau. Dua kawah ini berada persis di depan pintu masuk  ke daerah danau tiga warna ini.
Sedangkan kawah yang satu lagi agak terpisah dan bisa dijangkau oleh manusia.





Lingkungannya yang sepi dan unik bisa
membawa insan pada suatu keheningan dan pertanyaan-pertanyaan dari yang magis, filosofis hingga ilmiah. Yang jelas, Danau Kelimutu bisa mengatakan perspektif gres dan pengalaman lain bagi orang yang mengunjunginya.

Walaupun unik dan indah, danau itu tidak dikenal orang luar Ende-Lio. Keindahannya mulai  dikenal luas ketika Pastor Y. Bouman SVD, melukiskan keindahan danau ini dalam tulisannya tahun 1929.

Seperti Komodo, Kelimutu sudah ditetapkan oleh Pemerintah menjadi Taman Nasional yang harus dijaga dan dipelihara secara baik. Karena selain danaunya, daerah ini juga menjadi ekosistem unik untuk biosfer setempat.

Setelah meninggalkan Danau Kelimutu, jangan lewatkan eksotisme budaya Ende-Lio. Di sekitar Moni, anda

sanggup melihat beberapa rumah watak Lio. Sama menyerupai Mbaru Niang di Manggarai atau sa'o adha Bena dan Ngada, rumah watak ini juga terdiri dari beberapa bagian  yang mempunyai maknanya masing-masing. 

Kabupaten Sikka

Selanjutnya anda memasuki Sikka, salah satu kabupaten di Flores. Sikka mempunyai beberapa pantai yang indah dengan kehidupan bawah maritim yang beranekaragam serta objek-objek wisata rohani yang terkenal.  



Pantai Koka


Pantai Koka  berada di pesisir pantai selatan, maritim Sawu,  48 km dari kota Maumere, di desa Paga.  Hamparan tepian yang amat landai dengan ombak maritim yang kecil dan lembut menyapu di sepanjang pantai, dipadu pemandangan perbukitan yang kokoh serta menara kerikil berdiri menjulang sekitat 20 meter di maritim dangkal, dari kejauhan menjadi suguhan ukir alam yang indah dipandang mata.  

Pantai ini sanggup diakses dari arah Maumere ataupun dari arah Ende sehabis anda menikmati keunikan Danau Kelimutu. 

Pantai Waiara
 
Pantai Waiara atau yang biasa disebut dengan nama Pantai Sa'O oleh penduduk setempat merupakan salah satu tujuan wisata favorit yang berada di Laut Flores, sebelah  timur Maumere. Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke obyek wisata pantai yang satu ini.

Dan untuk masuk ke pantai ini pun tidak dipungut biaya. Terletak sekitar 10 km dari Maumere ke arah timur sempurna di pinggir jalan trans Flores menuju Larantuka. Walau berpasir hitam namun pantai Waiara mempunyai daya tarik tersendiri. Banyak wisatawan yang bersnorkeling atau diving di pantai ini untuk menikmati keindahan terumbu karang dan banyak sekali macam biota maritim yang berada di bawahnya.



Pantai Kajuwulu


Sekitar 24 km ke arah barat Maumere, ada satu objek wisata pantai yang tak kalah indahnya, pantai Kajuwulu. Kajuwulu yaitu sebuah teluk yang dikelilingi perbukitan. Berpasir putih dengan air maritim yang jernih serta kehidupan bawah maritim yang beranekaragam, pantai Kajuwulu bisa sanggup mengatakan pengalaman yang tak terlupakan bagi anda.




Air Terjun Murusobe

Dengan tinggi menjulang hampir 100 meter, Air Terjun Muru Sobe menjadi salah satu dari sekian dari obyek wisata Sikka yang patut dijelajahi. Meski belum mempunyai sarana jalan yang mendukung, perjalanan panjang untuk mencapai obyek tersebut bisa saja menjadi tantangan para petualang yang haus akan keindahan alam. 

Keindahan penderasan yang jauh dari terusan para pelancong sudah seharusnya menantang para pembuat kebijakan di daerah yang terkait untuk membangun sarana jalan raya biar kekayaan alam ini bisa dijangkau masyarakat pecintah wisata alam dan mengatakan masukan bagi daerah dan masyarakat setempat.







Objek Wisata Rohani/Religius Sikka


Sebagai salah satu sentra penyebaran agama katolik di Flores, Sikka mempunyai beberapa objek wisata religius yang sudah cukup populer di Flores tetapi belum dikenal oleh orang-orang laur. Berepa objek itu antara lain kami paparkan di bawah ini. 




Watu Cruz 


Watu Cruz mempunyai nilai sejarah gerakan misi di Sikka dan Flores umumnya. Terletak di desa Bola, pantai selatan kabupaten Sikka. Ditengah busa putih dan ombak yang bergelombang itulah berdiri sebuah kerikil karang dengan salib setinggi 3 meter yang dikenal sebagai Watu Cruz atau Batu Salib, alasannya yaitu di atas sebuah kerikil karang berdirilah sebuah salib.

Menurut tradisi setempat, mereka meyakini bahwa Santo Fransiskus Xaverius pernah menyinggahi Flores, di Watu Cruz itu. Salib  tersebut telah mengalami perbaikan beberapa kali. Di tahun 1939 oleh Pastor Yan Roots SVD dengan misa yang meriah, kemudian tahun 1981 oleh masyarakat Nuba Baluk (Bola) sendiri dengan  derma dari Bupati Kabupaten Sikka ketika itu Drs. Daniel Woda Palle. Tahun 1988 ketika Tahun Maria ( berlangsung di Gelora Samador da Cunha Maumere), Pater A Groots SVD ikut memperbaikinya. Di ketika penggalian ternyata diketemukan sebuah botol berisi kerta dan sebuah periuk kecil. Sayangnya, kertas itu tak terbaca alasannya yaitu kerusakan ketika penggalian.
      


Gereja Tua Sikka

Gereja Tua Sikka terletak di Sikka Natar dan dibangun pada zaman Portugis pada tahun 1899 oleh Pastor Y. Engbers seorang Missionaris dari Tarekat Jesuit. Gereja Tua Sikka menjadi ikon kembanggan Umat Kristen Sikka dan Flores pada umumnya alasannya yaitu gereja yang dibangun semenjak lebih 1 kala yang kemudian itu merupakan cikal bakal berkembangnya agama Kristen ke arah Flores bab barat dan masih berdiri tegak dan terawat hingga ketika ini.
Pembangunan Gereja Tua Sikka tersebut sanggup terwujud alasannya yaitu derma dan dukungan dari Raja Sikka yang berkuasa ketika itu, Yoseph Mbako Ximenes da Silva. Raja Yoseph mempunyai perhatian yang begitu besar terhadapa kehidupan beragama Umat Kristen ketika itu.
Arsitektur banguan Gereja Tua Sikka mempunyai beberapa keistimewaan yang khas dan menarik antara lain bentuk dan corak bangunannya yang mencerminkan tradisi bangunan dari kala XVIII – XIX; dinding gereja dihiasi dengan lukisan-likisan bermotifkan tenun ikat Sikka yang banyak diproduksi oleh wanita Sikka semenjak zaman dulu hingga masa kini.



Wisung Fatima Lela

Wisung Fatima yaitu Patung Banda Maria dari Fatima yang  terdapat di Desa Lela, 24 km ke arah pantai selatan dari Kota Maumere.  Di Kecamatan Lela ini, terdapat juga Desa kuno Sikka sehingga kalau berkunjung ke Lela makan lazimnya dirangkai dengan Desa Sikka. Lela dan Sikka memegang peranan pointing dala sejarah kerajaan Sikka.
Wisung Fatima merupakan obyek wisata ziarah yang populer dan banyak dikunjungi para peziarah dari yang mengikuti prosesi Jumat Agung di Larantuka. Selain patung Bunda Maria, juga relief-relief Peristiwa Rosario dan Stasi Jalan Salib.










Patung Bunda Maria Nilo

Nilo yaitu sebuah bukit yang terletak di Desa Wuliwutik, Kecamatan Nita. Bukit Desa Nilo terletak sekitar 16 Km dari Kota Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka. Bukit Nilo ramai dikunjungi sebagai obyek wisata rohani bagi umat Kristen alasannya yaitu di puncaknya terdapat sebuah patung Bunda Maria yang berdiri dengan megah dengan tinggi 28 m.
Selain penting sebagai obyek wisata ziarah alasannya yaitu terdapat Patung Bunda Maria, Bukit Nilo juga mengatakan pemandangan yang menakjubkan dari puncaknya. Dari puncak bukit Nilo peziarah sanggup menikmati pemandangan alam sekitar Nilo dan  Maumere.



Patung Kristus Raja

Patung Kristus Raja dibangun pada tahun 1925 oleh seorang Raja Sikka, Raja Don Thomas da Silva. Patung ini sempat tidak terawat dan  rusak namun  kembali dipugar oleh pemerintah pada tahun 1989 dan diberkati oleh oleh Paus Yohanes Paulus II ketika berkunjung ke Maumere. Patung Kristus Raja terletak di Kelurahan Uneng Kecamatan Alok.

Itulah beberapa objek wisata yang ada di Kabupaten Sikka, Maumere. 

Setelah meninggalkan Sikka, ke arah timur ada Kabupaten Flores Timur. Tidak kalah dengan kabupaten-kabuapetn lain di daratan Flores, Flores Timur juga mempunyai beberapa objek wisata. Yang paling populer tentu saja objek wisata rohani yang sudah populer bukan saja di daratan Flores tetapi juga di Indonesia bahkan di dunia.




Kabupaten Flores Timur

Larantuka 
Larantuka atau 'Kota Reinha atau Tana Nagi  merupakan salah satu kota sentra pengembangan agama Kristen di wilayah timur pulau Flores. Berada di kaki Gunung Ile Mandiri dan diapit eksklusif oleh pantai Laut Sawu di selatan Flores, Larantuka menampilkan sebuah kota kecil yang indah dan menawan. Selama lebih dari empat kala Larantuka telah bermetamorfosis sebuah sentra budaya katolik di mana peranan kaum awam memegang peranan yang sangat penting.  


Kekhasan itu tidak lepas dari peranan para Raja Larantuka, para misionaris, peranan perkumpulan persaudaraan rasul awam (confreria), dan peranan semua Suku Semana serta perananan para Kakang (Kakang Lewo Pulo) dan para Pou (Suku Lema).

Larantuka menjadi populer karena  penghayatan popular  "Semana Santa" dan Prosesi Jumad Agung atau "Sesta Vera". Kedua ritual ini dikenal sebagai "anak sejarah nagi" juga sebagai 'gembala tradisi' di Tana Nagi-Larantuka. 


Ritual tersebut merupakan suatu masa persiapan hati seluruh umat Kristen secara tapa, silih dan tobat atas semua salah dan dosa, serta suatu devosi rasa syukur atas berkat dan kemurahan Tuhan yang diterima umat dari masa ke masa dalam setiap kehidupannya. Doa yang didaraskan, pun lagu yang dinyanyikan selama masa ini memakai bahasa Portugis / Latin.

Semana Santa yaitu istilah orang Nagi terkait acara selama masa puasa (40 hari) yang ditandai  dengan kegiatan doa bersama di kapela-kapela (tori). 
Sedangkan Sesra Vera yaitu prosesi Jumat Agung yang merupakan perarakan jenasah Yesus Kristus dengan sentra perhatiannya yaitu Bunda Maria yang bersedih atau bunda berduka cita (Mater Dolorosa).  


Flores Timur, selain dikenal alasannya yaitu Semana Santa, juga mempunyai beberapa objek wisata sejarah dan alam yang indah. Sekitar 5 km ke arah timur Larantuka, ada pantai Weri yang ditaburi pasir putih dan pemandangan pulau Adonara diseberangnya. 


Setelah puas menikmati keindahan Pantai Weri, anda bisa beranjak kurang lebih 5 kilometer lagi ke arah timur lagi menuju Desa Mudakeputu. Di desa ini anda bisa menyaksikan banyak sekali upaca adat, pun tarian tradisional menyerupai tari Hedung, soka palang Meraj dll. 


Pulau Adonara

Di sebelah timur ada pulau Adonara, yang merupakan tempat pendaratan pertama orang-orang Portugis dalam perjalanan mereka menuju Maluku. Selain dikenal dengan pantai-pantainya yang indah, Adonara juga menyimpan sejarah peninggalan Portugis dalam bentuk sebuah benteng perlindungan, yaitu Benteng Lohayong. Karena diserang oleh penduduk lokal secara terus-menerus, orang Portugis risikonya mengungsi ke barat dan mendaratlah mereka di Larantuka.


Benteng Lohayong sangat direkomendasi bila
anda mengikuti paket wisata rohani ke Larantuka. Kesatuan antara Lohayong, Larantuka, Watu Cruz, Gereja Sikka dan Maumere bisa memberi peta konsep yang cukup memedai bagi anda perihal perjalanan Gereja Kristen di Indonesia, khususnya di Nusa Nipa - Flores.  

Masih banyak objek wisata di Flores Timur yang tidak kami ungkapkan di sini. Nanti akan kami perkanalkan itu dalam postingan kami selanjutnya.





Kabupaten Lembata - Pulau Lembata


Pulau Lembata terletak di sebelah timur pulau Adonara. Lembata dulunya termasuk dalam kabupaten Flores Timur tetapi ketika ini sudah membentuk kabupaten tersendiri dengan Lewoleba sebagai ibu kotanya. 

Objek wisata yang menarik dari Lembata tentu saja yaitu budaya penangkapan ikan paus di desa Lama Lera. Sejak usang Lama Lera sudah dikenal sebagai salah satu tujuan wisata berkat tradisi pengangkapan ikan paus. Budaya ini tetap dipertahankan alasannya yaitu merupakan warisan leluhur dan sudah populer di seluruh dunia. 

Dengan bahtera tradisional dan tekonologi manual, penangkapan paus ini mengatakan suatu eksotisme budaya perihal eksistensi insan dalam hubungannya dengan alam.

Namun harus diingat, Lembata tidak hanya terbatas pada desa Lama Lera dengan tradisi penangkapan pausnya. Pulau ini juga mengatakan pesona lain, di antaranya:




Pantai Lewolein

Pantai rekreasi ini sangat indah dan mempunyai keistimewaan yaitu komposisi letak dan panorama yang bisa menciptakan pengunjung berdecak kagum. Di bab timur pantai terdapat tanjung kecil yang ditumbuhi pohon bakau yang besar dan rindang dengan bebatuan yang berserakan, cocok untuk tempat duduk untuk menyaksikan sunset dari Puncak Gunung Ile Ape. Di bab barat terbentang pasir putih keabu-abuan dengan ombak yang hening sangat cocok untuk mandi dan berjemur di atas pasir.



Sementara itu di bab pantai, Teluk Lewolein yang menjorok ke maritim dengan lambaian daun nyiur akhir tiupan angin sepoi-sepoi. Bagian tengah cocok untuk rekreasi keluarga dengan membentangkan tikar dibawah pohon-pohon kelapa sambil melihat pemandangan pantai dengan bawah umur berenang dan bermain serta bergembira bersama keluarga. Di depan pantai terdapat pula Pantai Nuhanera dengan taman maritim yang indah dan cocok untuk wisata maritim )snorkling, diving). Dari Lewoleba sanggup ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat kurang lebih 2 jam dengan menempuh jarak kurang lebih 21 km.



Pantai Pasir Putih Bean

 
Pantai Pasir Putih Bean merupakan pantai pasir putih yang unik dalam bentuk kristal-krsital halus yang membentang dari barat ke timur sejauh ± 4 - 5 km dengan ombak maritim yang bergulung terus menerus dan pecah secara teratur. Sangat cocok untuk berselancar maupun surfing. Pantainya yang cukup landai dan aman/tenang bagi pengunjung yang ingin berekreasi pantai. Disamping berenang, mandi, berendam dan berjemur diatas pasir putih yang higienis itu sanggup dilakukan kegiatan wisata yang lain menyerupai panjat tebing, fotografi dan bersantai di bawah pohon-pohon pelindung yang sejuk dan indah. Pantai ini terletak di Desa Bean Kecamatan Buyasuri. Dari Lewoleba sanggup dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat kurang lebih 4 jam dengan menempuh jarak 78 km. Pengunjung sanggup menyewa rumah-rumah penduduk sebagai home stay.

Itulah objek wisata Flores dari ujung Barat-Komodo hingga ujung timur desa Lala Lera yang kami ambil dan kami edit dari banyak sekali blog yang punya minat pada Flores. Dari dua postingan kami perihal objek wisata Flores ini, terbukti bahwa sesuai dengan namanya, Flores menyimpang keindahan yang tiada duanya.

Pada postingang berikuti kami akan memaparkan insan Flores mulai dari suku Manggarai di barat hingga orang Lama Kera di Lembata. jadi ikuti terus postingan kami.



Daftar Pustaka:
Dari banyak sekali sumber



Sumber https://pariwisata-tourisme-flores.blogspot.com

Tidak ada komentar