Ads

Ads
Menu
Travel Agent Penyedia Info Wisata

Taman Nasional Komodo – Belahan Jurasic Park - Bab Pertama




Secara alami Varanus Komodoensis atau lebih dikenal dengan nama Komodo saja, hidup dalam suatu wilayah yang  lebih dikenal dengan Taman Nasional Komodo  ( TNK ). 


Area ini  mempunyai luas 173.300 hektar dan mencakup wilayah daratan dan lautan dengan lima pulau utama yakni Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang, Nusa Kode dan juga pulau-pulau kecil lainnya. Kepulauan tersebut dinyatakan sebagai taman nasional untuk melindungi komodo yang terancam punah. Juga untuk melindungi habitat Komodo serta keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya yang amat berperan bagi keberlangsungan eksistensi kadal raksasa Komodo itu sendiri.

Akhir-akhir ini, Taman Nasional Komodo, bukan hanya populer lantaran Varanus  Komodoensis, kadal raksasa purba, yang telah dinyatakan sebagai salah satu seven wonder  of nature, tetapi juga kehidupan bawah lautnya. Keanekaragaman hayati kehidupan bawah laut  di sekitar kepulauan yang membentuk Taman Nasional Komodo ini semakin dikenal dunia lantaran banyak diakui  termasuk yang terkaya di muka bumi.

Area  yang mencakup lima pulau utama ( Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang, Nusa Kode ) serta beberapa pulau kecil lainnya itu ditetapkan sebagai Taman Nasional Komodo pada tanggal 6 Maret 1980. Selanjutnya ditetapkan sebagai Cagar Alam  dan Biosfer pada tahun 1977.  Karena kepentingannya, tidak ketinggalan Unesco pada tahun 1991 memutuskan Taman Nasional Komodo sebagai  Situs Warisan Dunia. Karena kedudukannya yang semakin penting baik tingkat nasional maupun internasional, maka tahun 1992 Pemerintah Indonesia memutuskan Taman Nasional Komodo sebagai Simbol Nasional.

Sekali lagi, lantaran keanekragaman hayati bawah lautnya, pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia  menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai Kawasan Perlindungan Laut. Berbagai predikat yang disandangnya menempatkan Taman Nasional Komodo dalam kedudukan yang penting dan strategis sehingga aneka macam pihak berkepentingan merawat, menjaga dan melindunginya. Selanjutnya, lantaran penjagaan dan pengelolaan yang baik, satu predikat diraih lagi Taman Nasional Komodo pada tahun 2006 yaitu sebagai Taman Nasional Model di Indonesia.

Eksistensi Taman Nasional Komodo semakin penting dengan dimasukkannya objek itu sebagai nomine
The New 7 Wonders of Nature. Lewat usaha panjang dan lobi-lobi yang melelahkan dari aneka macam pihak, terutama Pak Yusuf Kalla yang ditunjuk Pemerintah Indonesia menjadi duta resmi pemenangan Komodo, tanggal 11 November 2011, New 7 Wonders of Nature mengumumkan pemenang sementaranya. Taman Nasional Komodo masuk dalam jajaran pemenang tersebut bersama dengan  Hutan Amazon, teluk Halong, Air terjun Iguazu, sungai bawah tanah Puerto Princesa dan Table Mountain, mengalahkan Laut Mati di Israel.

Akhirnya, tanggal 16 mei  2012 founder New7 Wonders Foundation,  Bernard Webber, mengumumkan  bahwa Taman Nasional Komodo menjadi salah satu New Seven Wonders of Nature. Seperti yang dilansir dalam situs resminya, Webber menyatakan proficiatnya pada seluruh rakyat Indonesia yang  dengan antusias mendukung Taman Nasional Komodo menjadi salah satu Seven Wonders of Nature.

Menurutnya, kesuksesan Taman Nasional Komodo dalam ajang ini tidak lepas dari kenyataan bahwa tempat ini merupakan habitat orisinil Komodo Dragon. Cara ini merupakan salah satu upaya kita insan untuk melindungi segala bentuk kehidupan di darat dan di maritim yang sangat rentan terhadap perubahan iklim dan imbas pembangunan oleh manusia.

Puncak pengukuhan Taman Nasional Komodo sebagai New Seven Wonder of Nature adalah inaugurasi “Komodo is one of the New7 Wonder of Nature”. Acara itu diawali dengan pembukaan selubung prasasti oleh Presiden New7 Wonders Fondation sendiri, yaitu Bernard Webber didampingi Duta Besar Komodo Jusuf Kalla selaku wakil dari pemerintah Indonesia.

Yang istimewa dari program ini, Presiden Republik Indonesia bersama isteri dan pejabat yang terkait turut hadir   telah berhasil. Namun apakah insiden ini akan bisa melestarikan kadal raksasa Varanus Komodoensis dan penduduk lokal mendapat laba dari predikat itu?
beserta beberapa duta besar negara sahabat. Momentum ini menjadi sangat penting bagi eksistensi Taman Nasional Komodo, baik secara regional maupun secara internasional. Perjuangan untuk memenangkan Komodo sebagai New7 Wonder of Nature

Keadaan Topografi Taman Nasional Komodo
Pulau-pulau yang membentuk Taman Nasional Komodo mempunyai topografi yang berkontur. Daratannya didominasi oleh daerah berbukit-bukit. Bukit-bukit itu dibatasi dan dihubungkan oleh parit-parit alami yang terbentuk lantaran proses geologis yang evolutif.

Sejauh mata memandang, daratan yang membentuk Taman Nasional Komodo, terlihat deretan bukit-bukit yang diselimuti padang rumput dan savana. Ituliah sebabnya, banyak wisatawan, sehabis menyaksikan kondisi yang demikian menyebut Taman Nasional Komodo sebagai “Dunia Tersendiri.”

Terhitung ada 11 bukit yang membentuk keseluruhan Taman Nasional Komodo. Yang tertinggi yakni Gunung Satalibo (± 735 meter dpl) yang terdapat di Pulau Komodo. Selain itu masih ada Gunung Ara yang tidak kalah menariknya untuk dikunjungi.

Keunikan Taman Nasional Komodo
Pulau-pulau yang termasuk dalam daerah Taman Nasional Komodo pada umumnya kering dan berkontur. Pulau-pulau itu telah menjadi habitat ideal binatang langka Komodo seangkatan dinosaurus semenjak ratusan ribu tahun yang lalu.

Secara geografis, Taman Nasional Komodo berada di kawasan  Wallacea. Kawasan ini terbentuk sebgai hasil perpaduan biosfer dua benua, Asia dan Australia. Jenis tumbuhan dan fauna di daerah Wallacea pada umumnya merupakan perpaduan unik dari kedua benua tersebut.

Di daerah Taman Nasional Komodo sendiri, ada sekitar 254 spesies tumbuhan yang berasal dari Asia dan
Australia. Selain itu juga ditemukan 58 jenis binatang dan 128 jenis burung yang juga merupakan perpaduan antar kedua benua kuno ini. Rupa-rupanya jenis-jenis vegetasi di Taman Nasional Komodo menyediakan ruangan dan lingkungan yang baik bagi jenis-jenis  binatang tersebut, terumana Varanus Komodoensis,  untuk tetap bertahan hidup hingga cukup umur ini.   

Keanekaragaman Flora TNK

Di atas daratan yang berkontur dan berbukit-bukit hidup beberapa jenis tumbuhan dan fauna yang tidak kalah beranekaragamnya, yaitu :

1. Padang Rumput dan Hutan Savana

Rerumputan merupakan jenis tumbuhan yang paling secara umum dikuasai di Taman Nasional Komodo. Berbagai jenis rumput yang tumbuh di Taman Nasional Komodo adalah: Setaria adhaerens, Chloris barbata, Heteropogon contortus, Themeda gigantea dan Themeda gradiosa.

Ketika demam isu hujan, rerumputan itu membuat pemandangan hijau di hampir seantero Taman Nasional Komodo. Rerumputan inilah  menjadi masakan enak bagi penghuni Taman Nasional Komodo, mulai dari kerbau liar, kuda liar dan rusa timor yang telah mengikuti keadaan secara baik semenjak didatangkan dari pulau Timor sebagai “persediaan” masakan bagi primadona Taman Nasional Komodo, Varanus Komodoensis.

Kombinasi antara hijaunya rerumputan, jernihnya maritim dan birunya langit membuat pemandangan khas pada formasi pulau-pulau Taman Nasional Komodo yang unik, eksotis dan kontemplatif itu.

Sedangkan savana yakni perbukitan yang terbuka dengan rerumputan yang tinggi dan pohon yang menyebar dan jarang. Kombinasi antara area padang rumput dan hutan savana mendominasi Taman Nasional Komodo hingga kurang lebih 70% dari seluruh Taman Nasional Komodo.

Biasanya rerumputan itu akan menguning di penghujung demam isu hujan dan semakin kering dan meranggas di
musim kemarau. Kondisi kekeringan yang luar biasa pada demam isu kemarau ini sering menjadikan kebakaran hutam.

Kombinasi antara meranggasnya  rerumputan, jernihnya maritim dan birunya langit juga membuat pemandangan khas pada formasi pulau-pulau Taman Nasional Komodo pada demam isu kemarau. Kondisi Taman Nasional Komodo pada demam isu hujan secara ekstrem berbeda keadaannya dengan demam isu kemarau.  Ada kontras lingkungan yang cukup signifikasi pada daratan pulau-pulau di Taman Nasional Komodo yang diakibatkan oleh perbedaan demam isu kering dan demam isu hujan. 

Selain padang rumput dan savana yang dominan, ada pula pohon yang secara umum dikuasai tumbuh di padang savana Taman Nasional Komodo, yaitu pohon lontar dan bidara. Lontar termasuk dalam genus palem yang sangat tahan terhadap suhu udara yang panas dan kering.

Pada kebanyakan suku-suku di Floreas, buah pohon jantan diproses untuk menghasilkan cairan sejenis nira yang rasanya anggun dan sedikit kecut. Bagi orang-orang di Flores potongan timur, cairan ini biasanya dicampur dengan jagung titi dan menjadi sarapan seenak sereal. Bila diberi ramuan berupa kulit pohon tertentu, cairan itu menjadi minuman beralkohol, yang oleh orang-orang Flores disebut tuak atau moke. Cairan itu bisa diproses lagi dengan cara menyuling dan menghasilkan minuman arak yang berkadar alkohol cukup tinggi. 

Bagi orang-orang Flores, tuak dan arak yakni minuman wajib dalam acara-acara adat. Mereka tidak akan membicarakan hal-hal watak yang penting kalau tuak atau arak belum disajikan. Ada semacam nilai religius yang terkandung di dalamnya. Bagi orang Flores, walaupun masakan apa adanya, tetapi bila moke atau araknya enak, tuan rumah akan dinilai berhasil.

Sedangkan  daun lontar  sanggup dipakai sebagai tempat air, kertas tulis dan pembungkus rokok dan  untuk
atap rumah, Kayunya dapat  digunakan untuk materi bangunan. Sampai tahun 70-an kebanyakan jembatan di Flores peninggalan Belanda dibentuk dari batang lontar ini. Menurut orang-orang renta Flores, semakin kena air, batang lontar akan semakin kuat. 

Bila buah pohon jantan bisa diproses menjadi nira, maka buah  pohon  betina yang telah matang sanggup dimakan. Buah lontar ini dimakan oleh babi hutan, rusa, monyet dan manusia.  


2. Hutan Tropis

Selain savana, sekitar 25 % daratan pulau-pulau di Taman Nasional Komodo ditumbuhi aneka jenis pohon yang membentuk hamparan hutan di potongan kaki-kaki perbukitan dan sepanjang hamparan anak sungai dan cekungan-cekungann perbukitan.

Pohon-pohon ini membentuk kanopi alam dan dipakai sebagai tempat berteduh, tempat berlindung dan tempat mencari makan aneka macam binatang penguhuni Taman Nasional Komodo. Ketika demam isu kering, kebanyakan dedaunannya meranggas, menyisakan dahan-dahan telanjang dan segera mengeluarkan daun-daun gampang menghijau ketika hujan pertama  tiba yang menandai datangnya demam isu hujan yang relatif pendek.

Walaupun bukan merupakan hutan hujan tropis yang luas dan padat, pohon-pohon yang membentuk hutan Taman Nasional Komodo cukup beranekaragam. Pada pohon-pohon yang bercabang rendah sering ditemukan jenis tumbuhan epifit, yaitu tumbuhan yang menumpang atau melekat pada pohon lain menyerupai anggrek liar dan jenis paku-pakuan.  

Hutan ini yakni tempat yang baik, terutama bagi Komodo untuk  berlindung dan untuk berburu. Biasanya
komodo akan membentuk kamuflase untuk memperdaya mangsanya di antara akar-akan, batang kayu ataupun daun-daun. Dengan memakai indera perasa yang ada pada pengecap dan bagian-bagian kulitnya, Komodo akan menunggu mangsanya lengah kemudian menerkamnya.

Tumbuhan secara umum dikuasai yang membentuk hutan di Tamana Nasional Komodo antara lain kesambi, pohon asam, kepuh, dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Kesambi atau kosambi bisa mencapai tinggi 15-40 meter, dengan diameter batang 60-175 cm. Karena kayunya mempunyai struktur yang padat, rapat, kusut dan sangat keras, oleh penduduk setempat dipakai sebagai materi dasar pembuatan perahu.

Daunnya yang masih  muda bisa dijadikan sayur asam atau dimakan mentah sebagai lalapan meski rasanya sepat. Daun keringnya sanggup dibakar dan asapnya dipakai untuk pengobatan (pengasapan) penyakit kudis dan gatal-gatal,
Buah yang masih hijau sanggup dimakan dan diolah sebagai asinan. Buah yang sudah matang berwama kuning atau kemerah-merahan dan sanggup dimakan pula oleh manusia. Buah kesambi yang sudah matang  sangat digemari oleh monyet dan burung.
Tanaman ini sangat  tahan terhadap api dan kekeringan sehingga sanggup bertumbuh subur di Taman Nasional Komodo yang secara umum sangat kering dan bercurah hujan rendah.

Selain kosambil, ditemukan juga pohon kepuh. Kepuh atau pranajiwa,  dalam bahasa Inggris disebut  “wild almoun”. Hal ini terjadi lantaran biji kapuh yang kaya manfaat iyu berbentuk seperti  biji almoun. Tanaman ini dikategorikan sebagai tumbuhan langka. Secara umum, dikala ini, pohon kapuh hanya ditemukan di tempat-tempat yang dianggap keramat sehingga di Jawa dikenal sebagai pohon  “gendruwo”.

Tingginya bisa mencapai 40 meter dengan diameter batang potongan bawah hingga mencapai 3 meter. Cabang-  ujung ranting. Ketika gres bertumbuh bunganya berwarna kuning keabuan dan secara perlahan menjelma merah dan segera mengeluarkan bakal buah.
cabangnya bertumbuh secara mendatar dan bertingkat. Daunnya menjari dengan panjang berkisar antara 10-17 cm. Bunganya terdapat
Bentuk buah kepuh agak unik. Di atas tangkai menjulurlah 5 kelopak buah yang mulanya berwarna hijau dan secara perlahan menjelma merah. Buahnya cukup besar dan agak lonjong berukuran 7-9 cm, selebar sekitar 5 cm dengan berat sekitar 1 – 3 kg. Ketika matang, buahnya akan membuka. Di dalamnya terdapat biji-biji kapuh berwarna coklat kehiataman.

Di Taman Nasional Komodo, pohon kepuh merupakan rumah yang kondusif bagi burung kakak renta jambul kuning
(Cacatua subphurea parvula) yang dilindungi. Burung-burung memanfaatkan pohon Kepuh menjadi sarangnya. Mereka juga memakan biji-biji pohon kepuh yang melimpah itu. Karena tajuk dan perakarannya yang cukup besar, pohon kepuh sanggup berfungsi sebagai pengatur siklus hidrologi lantaran akarnya sanggup menahan air tanah dengan kapasitas yang cukup besar.

Selain, kesambil dan kepuh, pohon yang sering ditemukan di Taman Nasional Komodo yakni pohon bidara. Bidara adalah pohon kecil yang sangat tahan terhadap cuaca panas. Pohonnya kecil dan sanggup bertumbuh hingga setinggi 15 meter. Cabang-cabangnya  menyebar dan  menjuntai disertai ranting-ranting yang bertumbuh secara simpang siur.  


Buahnya berbentuk lingkaran hingga lingkaran telur dengan ukurab 4 x 6 cm. Buahnya  dan bisa diolah menjadi minuman segar. Bisa juga dikeringkan dan dijadikan manisan. Di Tanan Nasional Komodo, buah bidara yakni sumber masakan yang penting untuk  rusa, babi hutan, kerbau liar, dan kuda liar. Buah ini juga sangat disukai oleh simpanse ekor panjang yang populasinya cukup banyak di Taman Nasional Komodo.
enak dimakan




3. Anggrek Komodo

Pada dataran yang lebih tinggi ( di atas 500 meter dpl ), terutama pada puncak-puncak bukitnya, menyerupai Gunung  Satalibo dan Gunung Ara juga ditemukan tumbuhan rotan, bambu dan rerumputan tinggi.

Yang paling menarik, meskipun sebagian besar daratan Taman Nasional Komodo termasuk kering, namun daerah ini juga mempunyai lebih dari 30 jenis anggrek. Keberadaan anggrek-anggrek itu sudah dikenal semenjak zaman penjajahan Belanda. Bahkan sentra penelitian tumbuh-tumbuhan yang berkedudukan di Bogor sudah melaksanakan penelitian atas eksistensi anggrek Komodo sebelum varanus komoensis-nya dikenal luas.


Kebanyakan anggrek-anggrek tersebut hidup di hutan pegunungan yaitu Gunung Ara dan Gunung Satalibo di Pulau Komodo. 

Ada anggrek yang hanya ditemukan di Taman Nasional Komodo, yaitu disperis javanica J.J.Sm, anggrek dendrobium sp    dan anggrek Thrixspermum arachnithes yang gres diketahui hanya dijumpai di Gunung Ara, Pulau Komodo.

Selain itu juga ditemukan anggrek nervilia sp yang berdaun lebar di Loh Sebita ( Pulau Komodo ), Loh Baru dan Loh Dasami ( Pulau Rinca ).

Anggrek pegunungan di Gunung Ara dan Gunung Satalibo, Pulau Komodo biasanya mekar hanya sekali dalam setahun, tepatnya pada bulan
September atau Desember.

Sebagian besar anggrek-anggrek tersebut belum sanggup diidentifikasi, hanya beberapa jenis saja yang telah diketahui namanya.

Kebanyakan anggrek di hutan pegunungan ini hidup secara epifit, namun juga ditemukan anggrek amoeofit, yaitu anggrek yang hidup di tanah. Ada masa di mana hanya muncul daunnya saja. Ketika demam isu bunga, maka yang tampak yakni bunganya saja tanpa daun. Paling tidak ada dua jenis anggrek
ini yang ditemukan di Taman Nasional Komodo.

Vanda limbata yang sanggup dijumpai hampir di seluruh hutan monsoon di daerah Taman Nasional Komodo terutama di Pulau Komodo dan Pulau Gili Motang. Bunga anggrek yang berwarna kemerahan ini mekar hampir sepanjang tahun, tidak menyerupai kebanyakan anggrek hutan lain yang hanya mekar satu atau dua kali dalam setahun.


Selain itu ditemukan juga anggrek jenis
Anggrek lain yang sanggup dijumpai di hutan monsoon daerah wisata terutama Loh Liang, Pulau Komodo yakni anggrek Dendrobium dengan bunga berwarna putih dan orange. Anggrek Dendrobium berbunga putih mekar sekitar bulan Juni. Sedangkan anggrek Dendrobium berbunga orange mekar sekitar bulan September. Kadang-kadang juga dijumpai mekar pada bulan Januari. Anggrek Dendrobium sp berbunga putih  juga sanggup
dijumpai di lembah-lembah (hutan monsoon), terutama di Pulau Komodo dan Pulau Gili Motang.
4. Hutan Mangrove

Hutan mangrove atau hutan bakau yakni kumpulan pohon atau semak-semak yang hidup dan tumbuh di daerah pasang surut. Hutan Mangrove sering juga dikenal dengan sebutan Hutan Bakau. Karena mayoritas populasi tumbuhan yang hidup pada Hutan Mangrove yakni tumbuhan bakau.
Hutan mangrove didominasi oleh pepohonan yang khas serta mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang diperairan asin. Diantara pepohonan tersebut terdiri dari jenis tumbuhan yang buah dan daunnya sanggup dimakan oleh insan dan binatang dan ada pula yang tidak.

Hutan ini mempunyai kedudukan yang sangat penting lantaran menjadi pendukung aneka macam jasa ekosistem, termasuk produksi perikanan dan siklus unsur hara. Di Taman Nasional Komodo, hutan ini kebanyakan terletak di teluk-teluk yang terlindungi dari hempasan gelombang.

Di Taman Nasional Komodo, hutan bakau merupakan rumah bagi aneka macam jenis hewan. Sama menyerupai bakau pada umumnya, hutan bakau di Taman Nasional mempunyai kedudukan yang sangat penting. Menjadi penghalang alami bagi daratan sehingga  erosi bisa dihalangi. Juga menjadi tempat pembiakan, berpijah, dan daerah santunan bagi ikan, kepiting, udang, dan moluska.

Daunnya yang terus menghijau menunjukkan kontras yang sangat baik bagi pemandangan di Taman Nasional Komodo yang coklat, kering dan tandus di demam isu kemarau.



Keanekaragaman Fauna TNK
 
1. Komodo (Varanus komodoensis)

Komodo di alam liar.
Sudah niscaya TN. Komodo dihuni oleh "Varanus Komodoensis" yang menjadi maskot TNK. Komodo  adalah kadar terbesar di dunia dengan panjang yang bisa mencapai 3.08 meter  dan berat lebih maksimal 198 pounds (90 kilogram).

Saat ini, terdapat 4.647 ekor komodo di dalam daerah Taman Nasional Komodo. Diantaranya 2.065 ekor terdapat di Pulau Komodo, 2.355 ekor di Pulau Rinca, 131 ekor di Pulau Gili Motang dan 95 ekor di Pulau Nusa Kode. Sedangkan di Pulau Padar komodo tidak ditemukan lagi. Komodo sanggup ditemukan hampir di semua tempat di Komodo, Rinca, Gili Motang dan Nusa Kode. Mereka sanggup ditemukan baik di hutan hujan, dalam savanna maupun  di pantai.
  
2. Mamalia
Rusa Timor merupakan jenis mamalia di TNK dan menjadi mangsa Komodo.

Selain Komodo, terdapat beberapa jenis mamalia, antara lain rusa (Cervus timorensis), anjing hutan (Cuon alpinus), babi hutan (Sus scrofa), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kuda liar (Equus caballus), kerbau liar (Bubalus bubalis), musang (Paradoxurus hermaphroditus), tikus besar Rinca (Ratus ritjanus), dan kalong buah (Cynopterus brachyotis dan Pteropsis sp.)

Dengan liurnya yang penuh bakteri, Komodo bisa melumpuhkan binatang yang jauh lebih besar dari badannya.









 Jelas, walaupun tandus dan kering, Taman Nasional Komodo menyimpan potensi kehidupan yang beranekaragam. Dan yang menduduki puncak rantai makanan, tentu saja yakni Komodo itu sendiri. 

3. Burung
Paling tidak tercatat terdapat 111 jenis burung, antara lain burung gosong (Megapodius reinwardt).
Burung gosong kaki merah merupakan salah satu kekayaan fauna yang dimiliki oleh Taman Nasional Komodo. Burung ini  tersebar di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Gili Motang. Berbeda dengan burung lain yang pada umumnya meletakkan telur di atas sarang di pohon, burung gosong yakni pembuat rumah bawah tanah yang pandai. Ia biasanya menggali tanah dan membuat gundukan semoga bisa bertelur. "Rumahnya" bisa cukup besar, berdiameter hingga 2 meter dengan ketinggian bisa mencapai 2 meter. 
Nah, sarang gundukan ini menjadi salah satu sumber penting untuk komodo betina untuk meletakkan telur-telurnya.  Antara komodo dan burung gosong terbentuk simbiosis parasitisma dalam hal penggunaan sarang gundukan. Mengingat mayoritas komodo betina memakai sarang burung gosong sebagai tempat untuk bertelur, maka kelestarian dari komodo secara tidak eksklusif bergantung dari kelestarian dari burung gosong.

Kakatua-kecil jambul-kuning atau dalam nama ilmiahnya Cacatua sulphurea yakni burung  berukuran sedang, dengan panjang sekitar 35 cm. Burung ini hampir semua bulunya berwarna putih. Di kepalanya terdapat jambul berwarna kuning yang sanggup ditegakkan. Berparuh hitam,  kulit di sekitar matanya berwarna kebiruan dan kakinya berwarna abu-abu. Bulu-bulu terbang dan ekornya juga berwarna kuning. Burung betina serupa dengan burung jantan. 

Pakan unggas cerdas dan gemar berkawanan ini terdiri dari biji-bijian, kacang, dan aneka buah-buahan. Burung betina menetaskan antara dua hingga tiga telur dalam sarangnya di lubang pohon.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan, serta daerah dan populasi dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, kakatua-kecil jambul-kuning dievaluasikan sebagai burung yang harus mendapat santunan hukum. 

Juga terdapat burung perkutut, tekukur dan pergam hijau. Burung Pergam hijau berukuran besar, kira-kira 45 cm dan kepala, lehet serta tubuh potongan bawah abu-abu agak merah jambu pucat. Penutup ekor potongan bawah merah-coklat. Tubuh potongan atas hijau gelap dengan warna pelangi perunggu mengkilap.Iris coklat kemerahan; paruh biru abu-abu; dan kaki merah gelap.  Suaranya yakni derukan menggema keras dan dalam : hu-hu-hu-hu-hu, cek tajam sewaktu berkelahi dan kru-kruuuuu yang keras.

Burung ini menetap di tempat bertengger komunal dan mencari makan dalam kelompok-kelompok
kecil. Terbang sangat kuat, sering terbang di antara pulau kecil. Mencari makan pada pohon yang tinggi. Terlihat terang sewaktu bertengger atau ketika mencari makan pada pohon yang tinggi.

Juga terdapat burung raja udang.  Raja-udang merupakan burung yang berukuran kecil hingga sedang.Sebagian jenis raja-udang hidup tak jauh dari air.  Sebagian jenis lagi hidup di pedalaman hutan. 
Raja-udang perairan memburu ikan, kodok dan serangga. Bertengger belakang layar di ranting kering atau di bawah lindungan dedaunan erat air, burung ini sanggup tiba-tiba menukik dan menyelam ke air untuk memburu mangsanya.

Masih terdapat banyak burung yang lain lagi.

4. Reptil

Di samping itu, terdapat 34 jenis Reptil. Disamping reptil Komodo, terdapat  jenis reptil lainnya, yaitu beberapa jenis ular. Antara lain ular kobra, ular russel, ular pohon hijau, ular sanca, ular laut, kadal, tokek (Gekko sp.), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas). Ada juga ular yang dalam bahasa
Ular Kaka Botek di atas punggung Komodo.
setempat disebut
Kaka Botek. Ukuran badannya pendek, jalannya menyerupai jalan linta darat. Warnanya menyerupai warna kain yang sudah usang. Kalau dipukul harus dihentikan lepas tetapi tekan dan tahan ke tanah. Bila tidak, ia akan melompat dan menyerang balik. Serangannya bisa menjadikan kematian.




Keanekaragaman Kehidupan Bawah Laut TNK
Terumbu karang di perairan Taman Nasional Komodo termasuk yang terindah di dunia. Berbagai bentuk dan warna karang keras dan karang lunak sangat menarik untuk dilihat. Terdapat lebih dari 1000 jenis ikan, 260 jenis karang dan 70 jenis bunga karang (sponge) dan banyak invertebrata lain yang sanggup dijumpai di banyak tempat di Taman Nasional Komodo.

Selain itu sanggup dijumpai juga aneka macam jenis spesies gorgonians, sea fan, sea pens, anemones dengan clown fish, star fishes, christmas tree worms, kima (Tridacna sp), lobster, nudibranchs, dll. 
Laut Komodo sangat kaya akan kehidupan karang dan aneka macam jenis ikan.
Berbagai ikan karang hidup di sini, diantaranya Chaetodon spp, Amychiprion spp, 8 jenis kerapu dan Napoleon (Chelinus undulatus). Selain itu perairan Taman Nasional Komodo merupakan jalur migrasi 5 jenis paus, 10 jenis lumba lumba, 6 macam paus, penyu hijau, dan aneka macam jenis hiu,  ikan pari dan duyung (Dugong Dugon). 
Ikan Napoleon banyak ditemukan di perairan Taman Nasional Komodo.

Karena kekayaan itulah, para penyelam menyatakan bahwa perairan komodo merupakan salah satu tempat menyelam terbaik di dunia. 

http://komodo-park.com, http://anggrekindonesia.blogspot.com/ dan aneka macam sumber lain.

Sumber https://pariwisata-tourisme-flores.blogspot.com

Tidak ada komentar