Keluar dari area Sendang Biru, kita akan memasuki sebuah jalan raya yang dikenal dengan nama Jalur Lingkar Selatan (JLS). Jalan ini yummy banget! Aspalnya (masih) mulus, lebar, dan waktu itu tidak mengecewakan sepi, jadi dapat agak ngebut dikit lah. Di sepanjang jalan, kita juga akan dimanjakan dengan pemandangan alam Malang selatan yang indah dengan hamparan perbukitan kapur, vegetasi, dan sesekali bahari di kejauhan. Sekilas kayak di Sumba gitu lho.
Sekira 10 menit berkendara ke arah Pantai Goa Cina, saya melihat sebuah goresan pena di kiri jalan yang berbunyi "Pantai Teluk Asmara". Tulisannya gede banget sehingga menciptakan saya berpikir bahwa kawasan ini yakni destinasi wisata yang "besar". Padahal jujur, saya belum pernah denger namanya sama sekali. Kaprikornus karenanya saya memutuskan untuk mampir ke kawasan ini.
Di gerbang masuk, saya diharuskan membayar tiket seharga Rp10.000. Dan dari sini, kita masih perlu berkendara lagi kurang lebih 1 km, sebelum karenanya hingga di kawasan parkir. Namun, yang menciptakan saya terngangah adalah, waktu di parkiran, saya disuruh bayar parkir sebesar... Rp15.000! What the...?! Baru kali ini saya tau ada biaya parkir yang melebihi tiket masuknya! Tapi dari Rp15.000 itu, kita dikasih sebotol air mineral 600ml. Kaprikornus kayak paketan gitu. Semacam pemaksaan beli air minum ya (padahal udah bawa minum sendiri). Dan itu ngga dapat yha gaes kalo kita cuman mau bayar parkirnya, tanpa ambil airnya.
Dari parkiran, untuk ke pantainya kita masih harus jalan kaki lagi naik turun sebuah bukit. Huft. Tapi dari atas bukit ini pemandangannya juga kece lho. Dan ngga berat-berat juga kok treknya.
Dan karenanya sampailah saya di Pantai Teluk Asmara. Padahal namanya "äsmara" yha, tapi datengnya sendiri aja, heu..
Waktu itu sepi banget. Hanya ada beberapa anak muda yang lagi camping. Dan sebagai pantai selatan Jawa, ombaknya tidak mengecewakan kenceng. Kaprikornus tidak disarankan untuk berenang.
Awalnya saya kira pantainya ya cuma satu ini aja. Tapi ternyata jikalau kita bergerak ke arah timur, kita akan menemukan pantai lain. Pemandangannya lebih kece pantai yang ini sih. Dan di sini kondisinya lebih "aman" jikalau mau digunakan berenang. Waktu itu malah ada belum dewasa kecil dan keluarganya yang lagi main air. Ombak di sini ngga terlalu besar lantaran lokasi pantainya kayak "dilindungi" sama karang-karang di tengah laut.
It is a beautiful beach. Apalagi kalo pas sepi, dapat jadi kawasan yang baik untuk ber-muhasabah. Dan jikalau beruntug, kita dapat ketemu sama penyu lho! Cuma mereka biasanya ke area pantai yang susah dijamah. Memang di sana ada beberapa bab pantai yang hanya dapat dikunjungi jikalau airnya surut atau kita harus naik-turun karang.
Teluk Asmara Beach east-side |
Puas menikmati Teluk Asmara, saya melanjutkan perjalanan, dan kali ini karenanya bener-bener ke tujuan awal yaitu Pantai Goa Cina! Jaraknya sekitar 15 menit berkendara.
Untuk tiket masuknya, dibanderol seharga Rp15.000. Lebih mahal dari Teluk Asmara ya, mungkin lantaran lebih terkenal. Sementara untuk parkirnya, ternyata masih sama! Rp15.000 plus air mineral. Kaprikornus saya udah bawa tiga botol air tuh. Heft.
So, here we are... Pantai Goa Cina.
Dari yang saya baca, ternyata dulu pantai ini bukan berjulukan Goa Cina, melainkan pantai Rowo Indah. Namun, pada suatu masa, ada seorang pertapa Chinese yang ditemukan meninggal di sebuah goa di bersahabat pantai dan tak meninggalkan apapun kecuali tulang-belulang dan goresan pena Cina di dinding goa. Yha itu sih berdasarkan dongeng yang beredar. Dan memang di pantai ini ada goa-nya gaes. Kaprikornus di tengah pantai itu ada sebuah bukit karang, yang di bab sisinya ada sebuah goa (yang katanya ya itu tempatnya). Sementara di atas bukitnya, kini udah dibangun beberapa bungalow yang dapat disewa pengunjung. Tapi sayangnya untuk masuk kedua kawasan ini, kita masih harus bayar lagi. Rp5.000 untuk ke goa, dan Rp10.000 untuk ke puncak bukit.
Anyway, view di Pantai Goa Cina ini memang elok sih, meskipun lagi-lagi ombaknya gede banget jadi ngga disarankan untuk berenang. Dan di sini fasilitasnya udah lengkap banget, dari kawasan makan, sewa tenda, kamar mandi, dan musholla. Cocok untuk dijadikan destinasi liburan bersama keluarga Anda.
Watch your children! |
Fun at Goa Cina Beach |
Nah, satu hal yang menarik jikalau kita ke Goa Cina, kita dapat sekalian mampir ke pantai lain yang berjulukan Pantai Watu Leter. Letaknya bersebelahan dengan Goa Cina. Hanya dipisahkan oleh bukit karang besar. Tapi kita dapat berjalan kaki muterin bukitnya paling cuma sekitar 10 menit. Atau jikalau lewat jalan raya dapat juga sih, tapi ya ngapain juga jauh-jauh. Dan untuk memasuki pantai ini tidak dipungut biaya lho! Tapi ada sih kayak counter tiketnya, tapi waktu saya lewat situ ngga ada yang jaga, Hmm..
Kirain pantainya bakal "b" aja. Tapi ternyata elok banget! Dan air di sini warnanya lebih tosca dari Goa Cina.
Awalnya agak takut juga ya soalnya sepi banget. Saya ngga ketemu orang sama sekali. Baru pas udah jalan ke tengah pantainya ada beberapa belum dewasa muda yang lagi camping. Ada juga sepasang sejoli yang lagi jalan bergandengan menelusuri garis pantai (dan kayaknya lagi nyari kawasan berduaan). Tapi yha pasti kalo wik wik di sini juga ngga bakal ketahuan, saking sepinya.
Pantai ini dinamakan Watu Leter lantaran ada tebing karang di tengah bahari yang permukaanya mendatar. Tapi saya ngga ngerti yang mana tebing itu. Tapi yang terperinci kawasan ini bagus banget! Kaprikornus bingung, kayaknya semua pantai yang saya kunjungi dari tadi bagus semua. Haha.
Puas menjelajah dua pantai ini, saya pun beranjak ke kawasan lain--yang sebenernya saya juga ngga tau mau kemana, haha. Pokonya jalan aja hingga ketemu sama pantai apa yang sekiranya menarik untuk dikunjungi. Dan karenanya saya menjatuhkan pilihan pada Pantai Ungapan. Well, sebenernya ini pantai pertama yang saya lihat sehabis Goa Cina. Oiya btw, saya berkendaranya ke arah barat ya gaes (dari Sendang Biru). Soalnya saya rencana pulangnya kan lewat Gondanglegi, ngga lewat Turen lagi. Kaprikornus saya cari pantainya yang searah pulang aja gitu.
Ungapan Beach |
Nah, untuk masuk Pantai Ungapan, kita perlu bayar tiket Rp10.000 dan parkir Rp10.000. Tapi ngga dapet air minum. Wew. Mahal juga ya. Dan waktu itu, lagi-lagi, pantainya syepi.
Dari pantai-pantai lain yang sudah saya sambangi hari itu, Pantai Ungapan ini yang paling meh sih. Biasa aja berdasarkan saya. Nama Pantai Ungapan sendiri diambil dari bahasa Jawa yang berarti muara sungai atau pertemuan sungai dan laut. Sungainya itu yang dilewati sama Jembatan Bajulmati yang populer itu lho gaes.
Selain menikmati pemandangan, di pantai ini juga kita bisadigunakan untuk camping maupun acara outbound. Waktu saya ke sana memang ada juga sekelompok pengunjung yang pake seragam gitu. Selain itu, kita dapat juga main bebek-bebekan, jetski, dan ATV.
Nah, perjalanan saya hari itu berakhir di Pantai Ungapan, lantaran langit sudah semakin gelap gejala mau hujan. Sebenernya masih banyak lagi pantai yang dapat kita kunjungi dan jaraknya juga deket-deketan. Maybe next time ya. Dan kalo ke sini lagi, saya langsung akan lebih menentukan jalur Gondanglegi sih. Karena lebih inhabited alias lebih banyak rumah-rumah penduduk ketimbang jalur Turen. Kaprikornus agak lebih tidak seram kalo motoran sendirian.
Above all, yang paling saya suka dari semua pantai yang saya kunjungi hari itu adalah... semua pantainya bersih! Saya hampir tidak menemukan sampah yang berarti dan mengganggu pandangan. Itu yakni satu hal yang sangat saya apresiasi. Dan saya berharap keadaan ini dapat terus kita jaga dan pertahankan ya kawan.
Jadi, mau ke pantai mana hari ini?
Sumber http://ferydyan.blogspot.com
Tidak ada komentar